SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 20 Juni 2018 16:37
AMAZING!!!! Mancing Ikan, Dapat Buaya Muara
TAK DISANGKA: Buaya hasil tangkapan Yuliadi, warga Desa Bangkuang Makmur. (FAHRY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT- Berniat ingin memancing ikan di sungai, Yuliadi (36), warga Desa Bangkuang Makmur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, malah mendapatkan seeokor buaya muara yang panjangnya sekitar 1,5 meter, pada Senin (18/6) malam. Hewan predator itu langsung diserahkan ke Mako Ditpolair Polda Kalteng dan kini ditangani BKSDA Kotim.

Informasi yang dihimpun Radar Sampit, Yuliadi saat itu tengah asyik memancing. Dia tiba-tiba melihat seeokor buaya muara yang muncul di atas permukaan air. Awalnya reaksinya biasa saja, karena dia sering melihat kemunculan buaya tersebut.

Akan tetapi, Yuliadi kaget, karena buaya tersebut ternyata menyambar umpannya. Melihat umpan itu terputus, Yuliadi yang penasaran kembali mengambil alat pancing yang kedua untuk memancing buaya tersebut.

Tak berselang lama, pancingan itu berhasil. Buaya muara itu terjerat lantaran tali umpan yang dipasangnya lebih kuat dibanding sebelumnya. Saking paniknya telah menangkap buaya, Yuliadi langsung meminta bantuan ayah mertuanya untuk mengangkat buaya tersebut.

”Awalnya tidak ada niat memancing buaya. Niatnya memang ingin mencari ikan. Namun, ada buaya yang muncul di sekitar sungai. Umpan saya malah disambar buaya,” ujar Yuliadi.

Warga pun langsung heboh dengan tangkapan Yuliadi. Mereka berdatangan menuju lanting yang jaraknya dekat dengan rumah Yuliadi. Beberapa di antaranya ikut membantu mengangkat buaya muara tersebut, kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat.

”Saat kami tangkap buaya itu, kami juga harus lebih hati-hati karena takut melukai buaya itu sendiri. (Proses penangkapan) lumayan lama, sekitar kurang lebih 30 menit kami berusaha mengangkat buaya tersebut,” ujarnya.

 

Pemicu Buaya

Direktur Polair Polda Kalteng Kombes Pol Badarudin mengatakan, pihaknya selalu memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pinggir sungai di waktu buaya sering muncul. Dia meminta kepada masyarakat, apabila menemukan atau menangkap buaya, agar tidak melukai atau membunuh hewan tersebut.

”Karena ini hewan atau reptile yang dilindungi, warga yang berhasil menemukan buaya tersebut menyerahkannya kepada kami,” katanya.

Menurutnya, kemunculan buaya ke permukaan sungai tahun ini sering terjadi. Dari penelusuran pihaknya, di sekitar sungai itu ada rawa-rawa atau kanal kecil yang dibangun oleh pihak tertentu. Anak buaya di sekitar rawa itu keluar melalui kanal tersebut dan bergerak menuju Sungai Mentaya.

Selain itu, lanjutnya, buaya sering muncul juga disebabkan warga yang berada dekat Sungai Mentaya, sering membuang sisa daging atau makanan yang disukai hewan buas tersebut.

Karena itu, dia meminta warga sekitar agar tidak terlalu sering membuang sisa makanan atau isi perut ikan dan daging ayam ke sungai. Hal tersebut memicu munculnya buaya.

”Apabila masyarakat sering membuang sisa makanan yang disukai buaya itu, maka buaya tersebut merasa seperti dipelihara masyarakat di sini. Sewaktu-waktu buaya itu sangat lapar dan tidak segan melukai warga,” ujar Badarudin.

 

Pengeringan Dan Pembuatan Kanal Membuat Rusaknya Habitat Buaya

Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, buaya muara yang diterima dari Dirpolair Polda Kalteng itu rencananya akan dibawa ke Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun. Kemudian dilepasliarkan di Suaka Marga Satwa Lamandau.

”Selama enam tahun belakangan ini, kami (BKSDA) telah menerima delapan ekor buaya yang berhasil ditangkap masyarakat Kotim maupun Seruyan. Alhamdulillah, sampai sekarang ini, delapan ekor tersebut hidup semua. Jenisnya buaya muara hingga buaya danau,” ujarnya.

Muriansyah menuturkan, buaya yang berhasil ditangkap warga merupakan buaya muara jantan. Seringnya buaya muncul di Sungai Mentaya disebabkan adanya kanal yang secara langsung merusak habitat buaya rawa-rawa atau buaya danau tersebut.

Ditambah lagi dengan adanya pengeringan untuk membuat perkebunan atau ladang. Hal itu mengakibatkan buaya tersebut turun ke arah Sungai Mentaya dan berkembang biak di sekitarnya.

”Apalagi di saat air pasang, maka air itu masuk ke kanal-kanal kecil. Buaya yang ada di kanal itu, lari ke arah Sungai Mentaya. Kami masih mempelajari cara mengatasi hal tersebut,” tandasnya. (sir/ign)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers