SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) kembali dihadapkan masalah penanganan bencana abrasi di Pantai Ujung Pandaran, yang sudah berstatus siaga darurat sejak 31 Mei 2018 lalu. Baru satu pekan dipasang, tanggul geobag (karung berisi pasir) penahan abrasi di pantai tersebut, kini sudah rusak terkena terjangan ombak.
Mengatasi kerusakan tersebut, rencananya akan dilakukan perbaikan lagi, kendati belum diketahui kapan realisasinya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, M Yusuf mengatakan, bahwa untuk sementara kawasan pantai Ujung Pandaran, terutama yang dikelola pemerintah akan ditutup sementara dari kunjungan wisata.
”Iya, lebih baik ditutup saja sementara, untuk keamanan,” tegasnya, Rabu (20/6) kemarin.
Sementara itu Kepala Desa Ujung Pandaran, Aswin sampai saat ini terus melaporkan kondisi pantai yang terus tergerus abrasi tersebut. Menurutnya kawasan itu kini perlu perhatian serius, terutama untuk menyelamatkan kawasan wisata unggulan Pemkab Kotim tersebut.
”Kemarin kami (menyampaikan) lewat telepon ke Kabid BPBD, untuk melaporkan keadaan dan situasi di lapangan. Bahwa air pasang besar, dan karung (tanggul) yang sudah terpasang di bibir pantai ada yang terbuka,” ungkapnya kepada Radar Sampit.
Aswin juga menyatakan, pihaknya sampai sekarang tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi situasi tersebut. Pihaknya pun menunggu bantuan dari Pemkab Kotim dalam menangani masalah bencana abrasi yang sulit ditanggulangi itu.
Ditegaskannya pula, wewenang pihaknya dalam masalah ini hanya sebatas mengawasi dan memantau perkembangan yang terjadi.
”Kami dari pemerintah (desa) cuma mengontrol apa saja perkembangan di lapangan, karena lokasi pantai yang terkena abrasi merupakan wewenang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar),” pungkas Aswin. (mir/gus)