PALANGKA RAYA – Tak lama lagi teka-teki siapa yang berhak menjadi rektor Universitas Palangka Raya (UPR) periode 2018-2022 bakal diketahui. Saat ini ada tiga besar yang memiliki kesempatan sama yaitu Joni Bungai (21 suara), Andrie Elia Embang (19 suara) dan Aswin Usup (2 suara).
Dengan rektor baru banyak harapan dari kalangan yang ingin adanya perubahan dan wajah baru untuk kemajuan untuk universitas kebanggaan di bumi Tambun Bungai. Salah satunya diharapkan oleh alumni yang ingin peningkatan dan wajah baru di kampus ternama di Kalimantan Tengah.
Yakni dimana perlu adanya generasi muda yang punya visi dan misi membangun ,tidak hanya merebut kursi kepemimpinan,namun berlatar belakang pendidikan mumpuni dan banyak menorehkan prestasi bagi dan untuk nama kampus itu sendiri.
“UPR sekarang saat memilih dimana perlu adanya wajah dari generasi muda yang punya visi misi untuk menbangun Universitas kebanggan ini,dengan harapkan suara Menteri jatuh pada tangan yang tepat, tentunya,” ucap Mitra Tanjung, lulusan Fisipol UPR yang sedang merintis karier politiknya di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) ini, Kamis (21/6).
Pandangan hampir sama juga disampaikan, Pjs Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa UPR, Galih Septian mengatakan UPR yang merupakan salah satu kampus tertua telah banyak ketinggalan dimana sekarang masih di urutan 50, padahal umur hampir sama dengan universitas ternama misal Universitas Brawijaya.
“Ini terlihat dari pelayanan administrasi yang masih manual, sedangkan kampus yang berkembang pesat rata-rata registrasi sudah melalui online. Perubahan-perubahan besar perlu dilakukan, dimana disaat mereka calon rektor mampu berkomitmen akan menjalankan visi misi yang mereka paparkan untuk memajukan UPR ini,” tutur Galih.
Galih Septian menambahkan, dimana saat UPR perlu perubahan besar. Salah satu contoh membuat kemudahan supaya mahasiswa bisa registrasi kemahasiswaan secara online dimana saja. UPR sudah jauh ketinggalan dimana ada satu kampus swasta di Kalteng ini sudah bisa menerapkan pengurusan maupun administrasi kemahasiswaan secara online.
“Data kemahasiswaan di Dikti pun untuk mahasiswa masih , hal ini, perlu dibenahi, supaya kedepan tidak membuat mahasiswa ragu akan ijazah kelulusan mereka di UPR ini, kedua yang perlu dibenahi adalah dimana seharus berdasarkan aturan penetapan UKT itu berdasarkan latar belakang ekonomi si mahasiswa,” katanya.
Selain masalah administrasi online, hal yang perlu pembenahan adalah fasilitas gedung maupun bangku kuliah pun perlu di upgrade maupun penyegaran dimana masih ada bangku kuliah yang masih bertulisan warna putih tahun 1999 maupun 1998.
“Sistem administrasi maupun fasilitas perkuliahan ini lah yang merupakan PR yang jadi sorotan penting untuk di benahi oleh Rektor terpilih,dimana saat terpilih harus bisa memegang janji dan menjalankan visi dan misi untuk memajukan UPR lebih baik dari tahun sebelumnya,”pungkasnya.
Terpisah salah satu guru besar Universitas Palangka Raya, Prof Norsanie Darlan mengatakan kampus kebanggaan di bumi Tambun Bungai ini memang perlu wajah baru dan generasi muda yang mampu membawa dan membangun UPR ini lebih maju dari tahun sebelum-belumnya.
“UPR memerlukan wajah baru tentunya ketiga nama tersebut merupakan yang terbaik,dan perlu satu yang terbaik untuk membangun UPR,dan jika salah satu dari ketiga yang terpilih ini jangan sampai lupa akan tugas serta tanggung jawab untuk membawa kemajuan untuk kampus di Kalteng tersebut juga,” pungkas Norsanie.(daq/vin)