PARENGGEAN - Sekolah di pelosok desa tak membuat siswa kehilangan kreativitas. Lihat saja Yosefa Kristania Larasati yang berkreasi membuat briket dari cangkang sawit. Murid yang baru saja naik kelas V SD Wijaya Kusuma PT Uni Primacom ini memanfaatkan limbah sawit ini sebagai energi alternatif yang bisa dipakai untuk bahan bakar memasak di dapur.
Berkat inovasinya ini, putri dari pasangan Kristyawan Hari Nugroho dan Yosephine Natalia ini mewakili Kalimantan Tengah untuk mengikuti Olimpiade Sains Kuark (OSK), sebuah ajang kompetisi sains nasional yang diadakan setiap tahun. Ada tiga level OSK, yakni level 1 (kelas 1 &2), level 2 (kelas 3&4), dan level 3 (kelas 5&6).
Olimpiade yang digelar sejak 2007 ini selalu mengalami peningkatan jumlah peserta dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 diikuti 92.147 peserta, tahun 2016 diikuti 92.877 peserta, dan tahun 2017 sebanyak 93.156 peserta. Beragam manfaat didapatkan siswa yang mengikuti OSK. Diantaranya, pengalaman, kebanggan, kejujuran, kegembiraan, perjuangan, persahabatan, dan cinta tanah air.
Mustofa, Kepala SD Wijaya Kusuma Parenggean, mengatakan bahwa tahap penyisihan OSK telah dilaksanakan 24 Februari 2018, semifinal pada 28 April, dan Final pada 7-8 Juli. Ada dua siswa dari Kalimantan Tengah yang masuk final OSK level 2, yakni Yosefa Kristania Larasati dari SD Wijaya Kusuma Parenggean dan Galih Danur dari SD Surya Persada Kotawaringin Barat. Dari seratus finalis yang berkompetisi di Jakarta, Yosefa masuk lima besar.
Selain Yosefa, SD Wijaya Kusuma juga berhasil mengantarkan Aldo Gunawan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Putra dari pasangan Bahrurohim dan Karmila ini mewakili Kalteng di tingkat nasional untuk mata pelajaran IPA. (yit)