PANGKALAN BUN- Musim kemarau kian mendekat. Kewaspadaan terhadap ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) harus menjadi perhatian semua. Pasalnya prakiraan musim kemarau tahun 2018 akan mulai terjadi pada Juli dasarian kedua, hingga Agustus dasarian pertama.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stamet Iskandar Pangkalan Bun, Januar Pratama mengatakan dari hasil pengamatan Sinoptik, bahwa potensi kebakaran lahan dan hutan di Kobar masih sangat tinggi. Bahkan potensi itu juga menyebar di beberapa kabupaten tetangga yang berdekatan, seperti Lamandau, Sukamara dan juga Seruyan.
”Dari data realtime pengamatan Sinoptik BMKG menunjukkan potensi kebakaran lahan dan hutan di Kobar dengan beberapa kabupaten di sekitarnya sangat tinggi. Simbol warna yang muncul berwarna merah,”ungkapnya.
Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai meningkatkan kesiagaan anggotanya memasuki datangnya musim kemarau yang kian dekat. Kesiapsiagaan bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
"Musim kemarau pada tahun ini terjadi pada bulan Juli, sementara puncak kemarau pada bulan Agustus dan September,"tandas kepala BPBD Kobar, Hermon F Lion, Sabtu (7/7).
Ditambahkannya, untuk penanggulangan potensi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kobar, BPBD Kobar akan menyiapkan sedikitnya 14 posko di tiga kecamatan rawan kebakaran hutan dan lahan, yakni di Kecamatan Arsel, Kotawaringin Lama dan Kumai. (sla/gus)