PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menyebutkan, hasil laut di provinsi ini sangat menjanjikan. Ikan, cumi-cumi, dan udang disebut-sebut sangat berlimpah. Hanya saja potensi ini tidak bisa dimaksimalkan, bahkan hanya dinikmati oleh nelayan dari Pulau Jawa yang melaut hingga perairan Kalteng.
Sugianto menyebutkan, hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus ada solusi. Permasalahannya tidak hanya pada pengelolaan, namun akibat minimnya sarana dan prasarana nelayan Kalteng, sehingga kalah bersaing saat melaut dengan nelayan dari provinsi lain.
“Bahkan katanya cumi hitam yang diekspor hingga ke Thailand, itu sebagaian dari laut Kalteng, tapi yang ekspor daerah lain. Coba kalau kita sendiri yang mengekspor, pasti lebih menguntungkan,” katanya.
Sarana dan prasarana nelayan, berupa kapal dianggap masih belum mampu menangkap ikan dalam jumlah besar. Begitu juga dengan lama melaut, kapal nelayan Kalteng tidak mampu berlama-lama karena kapasitasnya masih kecil.
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini juga menilai, alat tangkap ikan yang dimiliki nelayan Kalteng masih minim. Sehingga berimbas pada kurangnya hasil tangkap. Bahkan nelayan Kalteng kalah saing apabila ada nelayan daerah lain yang melakukan penangkapan di wilayah perairan Kalteng.
“Nelayan dari tempat lain bisa melaut di tempat kita sampai setengah bulan. Ya, mestinya nelayana Kalteng juga bisa seperti itu. Kalau cuma bisa bertahan paling lama satu minggu saja, sudah pasti kalah,” ucapnya.
Maka dari itu, Pemprov Kalteng akan melakukan koordinasi dengan Pemkab setempat soal peningkatan sarana dan prasarananya. Pemerintah juga akan koordinasi dengan Komisi IV DPR-RI yang membidangi pertanian, pangan, maritim dan kehutanan, membahas hal tersebut.
“Kalteng pernah dapat kapal berukuran 30 GT, yang bisa melaut 10 hari sampai setengah bulan. Alat tanggkapnya juga demikian, perlu juga peningkatan. Ini yang perlu diperhatikan supaya hasil tangkapan nelayan kita lebih banyak,” sebutnya.
Lebih lanjut, Gubernur mengingatkan kabupaten memperhatikan keberadaan Pelabuhan Penangkap Ikan (PPI) di daerahnya masing-masing. Langkah ini, ucap Sugianto, sebagai bentuk upaya peningkatan sektor perikanan di Kalteng.
“Kemarin ada dana dari Kementerian Kelautan dan Perikanan masuk ke daerah Kumai, jadi tolong diperhatikan. Kotim, Seruyan dan Kapuas tolong juga diperhatikan, jangan melulu Kobar. Semua harus dimaksimalkan, dan bupati tolong ini ikut diperhatikan,” ujarnya mengingatkan. (sho/fm)