PANGKALAN BANTENG- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar mulai melakukan pemetaan mutu pendidikan ke sekolah-sekolah. Tujuannya, melihat sejauh mana perkembangan pendidikan serta menghilangkan status atau penyebutan salah kaprah di masyarakat, mengenai sekolah unggulan atau sekolah favorit.
”Sekolah Unggulan atau sekolah favorit itu sudah tidak ada, sudah dilarang. Masyarakat perlu tahu itu,”tegas Kepala Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar, Ibramsyah, Kamis (26/7).
Dilanjutkannya, semua sekolah wajib melakukan program pemetaan mutu pendidikan. Program tersebut semacam evaluasi yang dilakukan dengan beberapa instrumen.
”Ada juga instrumen semacam survey dengan responden dari murid, dewan guru, orang tua murid, hingga masyarakat sekitar sekolah,”terang Ibramsyah.
Kemudian lanjutnya, setelah pemetaan mutu pendidikan dilakukan, maka akan menghasilkan data, yang wajib didiseminasikan (dikelola) . Setelah proses tersebut selesai maka akan diketahui apakah sekolah tersebut masuk kategori sekolah model atau belum.
Ibramsyah menyebutkan, program pemetaan mutu sekolah tersebut untuk Kalimantan Tengah (Kalteng) berada di bawah pengawasan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kalteng dan langsung dengan Kementerian Pendidikan.
”Kalau belum berarti mereka harus melakukan perbaikan. Tapi kalau sudah memenuhi kriteria sekolah model, maka mereka wajib melaksanakan penjaminan mutu secara internal,”imbuhnya.
Dan yang perlu dicatat lanjut Ibram, penentuan predikat sekolah model atau belum itu berada di tangan masing-masing sekolah. Karena itu di dapat dari hasil pemetaan mutu pendidikan di sekolah dan juga hasil diseminasi.
Ibram juga memastikan bahwa nanti masyarakat tidak perlu heran jika di dalam satu gugus sekolah, atau dalam satu kecamatan akan ada beberapa sekolah model. Menurutnya bisa juga semua sekolah yang ada ternyata merupakan sekolah model.
”Tidak masalah kalau semua menjadi sekolah model, justru itu bagus. Karena tujuan pemerintah adalah pemerataan mutu pendidikan. Jadi anggapan masyarakat akan adanya satu atau dua sekolah unggulan atau sekolah favorit di wilayah tertentu itu, sebenarnya salah,”pungkasnya. (sla/gus)