PANGKALAN LADA-Kondisi cuaca belakangan ini, bisa dibilang masih tak menentu, antara musim kemarau dan musim hujan. Selain titik api kebakaran lahan sempat muncul beberapa hari, hujan sangat deras yang cukup lama juga masih mengguyur wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya.
Hujan deras hari Minggu malam (29/7) lalu itu, salah satu dampakntya yakni meluapnya Sungai Pinang di Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada. Luapan sungai menggenangi beberapa rumah warga di sekitar sungai yang membelah jalan jenderal Ahmad Yani kilometer 41 itu. dan sungai tersebut bermuara di sungai Biru, Desa Pangkalan Dewa.
Selain menggenangi rumah dan tempat usaha, seperti warung makan, sedikitnya dua kolam ikan milik warga juga menjadi korban. Ribuan ikan air tawar yang dipelihara warga ikut hilang terbawa arus luapan sungai. Selain itu luapan sungai juga sempat membuat arus lalu lintas tersendat, sehingga aparat kepolisian dari Polsek Pangkalan Lada langsung turun untuk mengatur kelancaran lalu lintas di jalan trans Kalimantan tersebut.
Meski genangan luapan air berlangsung beberapa jam dan mulai surut pada Senin (30/7) pagi, namun pencegahan agar kejadian tak terulang harus segera dilakukan.
Ikhwan, salah satu warga yang rumahnya tergenang akibat luapan sungai tersebut mengaku bahwa air sungai mulai naik pada Minggu sekitar pukul 22.00 WIB. Dan setengah jam kemudian air mulai menggenang di halaman dan pekarangan hingga akhirnya masuk ke rumah.
“Kalau di halaman sekitar setengah meter, tapi yang masuk ke rumah hanya sekitar 10 sentimeter,”ujarnya, Senin (30/7). Menurutnya luapan sungai tersebut diduga akibat tingginya curah hujan di kawasan hulu sungai yang berada di kawasan kecamatan Pangkalan Lada dan Arut Utara.
Pejabat Kepala Desa Pandu Senjaya, Roomhendi membenarkan kejadian tersebut. Menututnya saat ini program normalisasi sungai tersebut sudah masuk anggaran APBD melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). “Tahun ini sekitar 200 meter saja yang akan dinormalisasi, itu lanjutan dari program serupa di tahun 2017 lalu. Normalisasi dilakukan dari hilir menuju hulu,”terangnya.
Terpisah, Kapolsek Pangkalan Lada, Iptu Waris Waluyo mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Hanya beberapa bangunan yang tergenang, namun masih dalam batas aman.
”Anggota piket kita kirim untuk membantu evakuasi barang-barang warga yang rumahnya kemasukan air. Selain itu ada yang mengatur lalu lintas. Karena luapan sungai juga menggenangi jalan raya,” terangnya.
Sementara itu di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), hujan deras tersebut berdampak membuat jalan Pangkalan Bun-Kolam yang sedang dalam perbaikan kembali berlumpur. Sebelumnya, jalan dalam kondisi kering, dan dump truk berbagai jenis dibebaskan melintas.
Salah satu titik jalan yang berlumpur dan menyebabkan kemacetan kendaraan roda empat, yakni di di kilometer 25, teutama dititik ini jalan yang sedang dalam tahap penimbunan. Kondisi jalan tersebut jadi rusak parah, licin dan berlumpur. Kemarin terlihat juga sejumlah truk umum selain truk proyek pekerjaan jalan, terjebak ambles. Kondisi itu menyebabkan antrean kendaraan yang panjang dan cukup lama.
Selain itu, jarak tempuh Pangkalan Bun-Kolam yang biasanya hanya 45 menit hingga satu jam, menjadi molor berjam-jam. Hal itu terjadi dari Minggu sore hingga berlanjut pada malam harinya.
Salah satu pengguna jalan yang terjebak macet, Mapro mengungkapkan dirinya sempat sampai kelaparan karena terlalu lama mengantre untuk melintas.
”Kami berangkat dari Pangkalan Bun jam lima sore dan baru sampai di rumah jam 22.30 WIB Kemacetan ini disebabkan karena banyak truk yang terjebak amblas, sehingga menutup akses lalu lintas,” ungkapnya kepada koran ini.
Kemacetan ini juga sempat menjadi perhatian khusus dari Polres Kobar. Dan untuk mengurainya, Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy sampai langsung turun tangan agar arus lalu lintas kembali normal.
Di sisi lain, Camat Kolam Yudhi Hudaya juga menyikapi pro kontra terkait adanya larangan truk melintas di jalan ini, agar masyarakat dan pengguna jalan tidak berpolemik. Mengingat, kemacetan yang terjadi itu hanya sesaat, pasca turun hujan. Sebelumnya di hari yang lain, arus lalu lintas di jalan itu terbilang lancar saja.
”Kita memahami adanya aspirasi warga agar portal kembali diaktifkan dan kita setuju saja apabila cuacanya tidak mendukung. Tetapi jika keadaan memungkinkan (cuaca panas), saya kira adanya aktivitas kendaraan umum positif saja untuk menguji kelayakan jalan,” pungkasnya, kemarin.
Ditambahkan Yudhi, jika karena aktivitas truk umum melintas menyebabkan adanya kerusakan jalan itu, maka itu menjadi tanggunghawab kontraktor untuk segera mengatasinya. Baik untuk menelitinya atau memperbaikinya sehingga kedepan kekuatan jalan betul-betul kuat dan tahan. (sla/gst/gus)