KOTAWARINGIN LAMA – Tidak menentunya cuaca di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sangat mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam). Jika cuaca panas dan cerah arus lalu lintas berjalan lancar. Tetapi jika turun hujan, maka akan terjadi kemacetan.
Selain itu, tersendatnya kelancaran jalan menuju kecamatan tertua di Kabupaten Kobar ini diperparah dengan banyaknya truk bermuatan berat yang terjebak amblas.
Sementara itu, berdasarkan rambu lalu lintas yang dipasang Dinas Perhubungan Kabupaten Kobar bagwa kendaraan roda enam atau lebih di larang masuk ruas jalan ini, kecuali kendaraan proyek perbaikan jalan. Rambu-rambu ini di pasang di muara jembatan Sungai Arut Di Kecamatan Arut Selatan, tepatnya d imuara jembatan Sungai Lamandau di Kecamatan Kolam.
Bukan itu saja pihak terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Pemkab Kobar, Pemprov Kalteng dan juga Polres Kobar, juga sudah memasang spanduk peringatan yang berbunyi selain truk-truk proyek perbaikan jalan dan jembatan. Truk-truk lain dilarang melintasi jalan Pangkalan Bun-Kolam terhitung dari November 2017 sampai dengan Desember 2020. Diharapkan agar mencari alternarif jalan lain.
Tetapi imbauan ini juga tidak ditaati, bahkan spanduk tersebut telah raib entah kemana. Dan kondisinya saat ini truk umum bermuatan berat bebas melintas. Dampaknya, pasca diguyur hujan lebat, arus lalu lintas pun menjadi tersendat.
“Hampir dua jam saya baru bisa lolos dari hebakan kemacetan karen ada sejumlah truk yang amblas menutupi penuh seluruh badan jalan,” tutur Abran salah seorang sopir travel jurusan Pangkalan Bun-Kolam Rabu (1/8) sore.
Yuli, pengguna jalan lainnya tidak habis pikir kondisi jalan seperti ini tidak ada tindakan untuk membantasi jumlah truk yang melintas. Bahkan menurutnya, para petinggi memberi statetmen membingungkan.
”Di satu sisi mereka pengambil kebijakan melarang truk melintas, tapi di sisi lain seakan-akan melegalkan truk umum melintas dengan dalih untuk menguji kekuatan badan jalan hasil timbunan kontraktor. Ini mana yang benar, kami masyarakat biasa yang menjadi korban terhambatnya perjalanan,” ungkapnya kepada koran ini.
Sementara itu sebelumnya, kemacetan panjang di sekitar kilometer 20 jalur tersebut, sempat membuat Kapolres Kotawaringin Barat (Kobar), AKBP Arie Sandy ZS turun ke jalan. Dirinya turut serta mengurai kemacetan, pada Senin (29/7) malam.
Sambil bertugas di jalan, dirinya juga mengajak para sopir kendaraan untuk ikut serta mengatur lalu lintas dan mengarahkan pengemudi lainnya yang terjebak lumpur.
”Apa yang saya kerjakan ini hanya semata untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami kemalangan terjebak lumpur,” ujar Arie, kepada Radar Pangkalan Bun, Selasa (31/7).
Ditambahkannya, mengurai kemacetan di jalan tesebut sudah menjadi bagian dari tubuhnya sebagai anggota Polri, yang selalu mengedepankan masyarakat dalam memberikan pelayanan, pelindungan dan pengayoman.
”Setidaknya jalan lintas kabupaten dan provinsi ini dapat berjalan dengan lancar kembali dan memudahkan masyarakat,” tandas Arie. (jok)