PANGKALAN BUN – Kembalinya sejumlah pekerja seks komersial ke Kabupaten Kobar membuat Bupati Kobar Hj Nurhidayah jengkel. Namun, Pemkab Kobar tetap berkomitmen memulangkan setiap PSK yang tertangkap basah Satpol PP dan Damkar.
”Sebenarnya saya merasa jengkel dengan kembalinya dua PSK dari Jember Jawa Timur ke Kobar, karena mereka tidak taat terhadap kesepakatan yang telah ditandatangani bersama," kata Nurhidayah.
Sebelumnya, dua PSK terlacak kembali ke Kobar, yakni ND dan Rsm. Mereka dulunya penghuni eks lokalisasi Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng. Saat dipulangkan Pemkab Kobar pada penutupan lokalisasi, keduanya mendapat uang pembinaan.
”Kembalinya dua PSK tersebut sudah ditangani Satpol PP Kobar. Secepatnya keduanya akan dipulangkan ke daerah asal," ujar Nurhidayah.
Nurhidayah menegaskan, komitmen Pemkab Kobar sangat jelas terhadap prostitusi. Bagi PSK yang tertangkap, bakal dipulangkan dan bagi mucikari bakal disanksi tegas, yakni sanksi pidana.
”Pemberian sanksi tersebut untuk memberi efek jera. Mucikari dikenai sanksi tentang perdagangan manusia. Jika ada yang tertangkap, siap-siap kami arahkan ke Polres Kobar untuk menangani masalah ini," jelas Nurhidayah.
Nurhidayah juga menginstruksikan agar Satpol PP dan Damkar melakukan patroli rutin. Jika ada PSK yang tinggal di barak, langsung didatangi dan diamankan.
”Satpol PP dan Damkar saat ini kinerjanya sudah bagus. Namun, lebih bagus lagi jika masyarakat Kobar berperan aktif melaporkan jika ada PSK di Kobar. Ini upaya pemberantasan prostitusi di Bumi Marunting Batu Aji," pungkasnya.
Seperti diberitakan, ND dan Rsm nekat kembali lagi ke Kobar. Mereka diamankan Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) setelah sepuluh hari berada di eks lokalisasi.
Berdasarkan informasi terpercaya, keduanya melayani pria hidung belang di barakan yang disewa. Karena itulah Satpol PP dan Damkar langsung mengamankannya.
Dua PSK itu mengaku kembali ke Kobar untuk mencari pekerjaan yang baik dan halal. Mereka juga sudah tahu lokalisasi di Kobar sudah ditutup dan aktivitas prostitusi dilarang.
Saat ditanya mengenai keduanya yang menerima tamu selama menyewa di barak, awalnya mereka kompak menjawab tidak ada tamu. Namun, setelah didesak dan disebutkan sejumlah saksi, akhirnya mereka mengaku. (rin/ign)