SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 18 Agustus 2018 14:19
”Teror” Asap Mulai Menyiksa Kalteng

Mata Perih, Dada Sesak

MULAI PEKAT: Jalan Pemuda, Sampit, diselimuti kabut asap, Jumat (17/8). Sebagian warga berinisiatif menggunakan masker lantaran asap mulai mengganggu pernapasan.(USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Kabut asap imbas kebakaran lahan semakin pekat dan menyiksa. Sebagian warga sudah mulai mengeluhkan mata perih hingga mengalami sesak napas. ”Teror” asap berpotensi kian parah apabila kebakaran hutan dan lahan tak bisa dikendalikan.

”Mata perih, dada jadi sesak. Terutama saat malam hari,” kata Dayah, warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Jumat (17/8).

Kabut asap dapat dirasakan sejak  17.30. Ketebalan asap tidak merata. Di dalam kota, sebagian besar terasa di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sementara di Kecamatan Baamang hanya sedikit.

”Kalau di daerah Baamang, asap yang saya rasakan tadi malam sudah berkurang. Di Kecamatan MB Ketapang yang cukup menyengat dan membuat mata perih,” kata Rahmad.

Kepekatan asap bertambah parah bila di luar kota. Seperti di Desa Telaga Baru, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, cukup pekat. Jarak pandang kurang dari 150 meter.

”Jarak pandang masih berkisar sekitar 120 meter, masih aman,” kata Isur, warga Desa Telaga Baru.

Asap baru menipis saat pukul 07.00 pagi. Namun kembali pekat saat menjelang sore. Kondisi demikian dinilai sudah mengancam kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan Faisal Novendra Cahyanto mengimbau masyarakat menggunakan masker bila asap mulai pekat.

”Jika cuaca berasap, gunakan masker atau kurangi aktivitas di luar rumah. Jika ada gangguan pernapasan, segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Minum air putih layak konsumsi yang cukup. Konsumsi sayur dan buah,” imbau Faisal.

Pihaknya sudah mengantisipasi peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Semua fasilitas kesehatan diminta siaga terkait hal itu. Meskipun asap tipis, jika seseorang sensitif terhadap asap, bisa menimbulkan penyakit pernapasan.

Sementara itu, hingga sore kemarin, jumlah titik panas terus meningkat. Laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bandara H Asan Sampit, jumlah titik panas di Kotim terdeteksi sebanyak 30 titik.

Semuanya terdapat di wilayah selatan Kotim. Di antaranya, Kecamatan  Mentaya Hilir Selatan 11 titik, Mentaya Hilir Utara 1 titik, Pulau Hanaut 12 titik panas, dan Kecamatan Teluk Sampit 6 titik.

Seperti diketahui, kebakaran lahan menjadi momok setiap kali musim kemarau. Hal ini memicu bencana kabut asap sepanjang hari. Asap sangat menggangu kesehatan. Bencana itu juga berdampak pada berbagai bidang lainnya, seperti transportasi. Namun, sejauh ini, belum ada laporan terganggunya penundaan ataupun pembatalan pesawat dikarenakan kabut asap.

Kendati demikian, masyarakat khawatir apabila kebakaran lahan masih terjadi, bencana asap seperti tahun 2015 silam bisa terulang. ”Semoga tak separah tahun 2015 lalu,” kata Erna, warga Baamang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim sebelumnya mencatat, sebanyak 50 desa yang tersebar di 14 kecamatan rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Curah hujan yang minim membuat potensi kebakaran lahan kian besar.

Kondisi yang kering membuat api berpeluang membakar hutan Kotim yang tercatat seluas 1.554.456,95 hektare. Selain itu, Kotim juga memiliki 502.597,9 hektare lahan gambut. Gambut mudah terbakar saat kemarau. Kebakaran di lahan itu juga sulit dipadamkan.

Luasan hutan dan lahan yang rawan terbakar itu tak sebanding dengan jumlah personel yang siap diterjunkan memadamkan api, yakni sebanyak 59 orang. Mereka merupakan anggota Pos Siaga Darurat Karhutla dari berbagai instansi. Tim itu jadi garda terdepan pasukan penggempur api.

Minimnya jumlah personel yang siaga itu berkaitan dengan anggaran yang juga terbatas. Pemkab Kotim mengalokasikan dana sebesar Rp 1,9 miliar tahun ini. Dana itu akan digunakan selama Pos Komando Siaga dan Tanggap Darurat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang dipusatkan di Museum Kayu Sampit beroperasi.

Pemkab melalui BPBD Kotim telah berupaya mencegah kabut asap. Selain penetapan status siaga darurat, tim terjun ke lapangan, bertatap muka dengan masyarakat untuk sosialisasi mengenai larangan membuka lahan dengan cara membakar. Masyarakat juga dilibatkan dengan pembentukan masyarakat peduli api (MPA) di 17 kecamatan dan barisan sukarelawan kebakaran dan bencana (balakarcana).

Selain itu, peralatan dan fasilitas untuk menunjang pemadaman juga disiapkan, di antaranya sumur bor, pembuatan embung, pengadaan motor, dan motor roda tiga. Kemudian, patroli ke kecamatan dan desa, memantau titik panas, pemadaman darat dan udara jika terjadi kebakaran.

 

Belum Usai

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kotim Rihel memprediksi, titik panas masih terjadi hingga akhir tahun. Namun, pihaknya mengimbau masyarakat tak perlu khawatir.

Pasalnya, sejak 16 Juli, ketika posko penanggulangan Karhutla dibuka, petugas pemadaman sudah memetakan jumlah titik panas, sehingga sebaran kebakaran bisa diprediksi.

”Saat ini, titik panas terbesar masih berada di wilayah Mentaya Hilir Selatan. Tapi, sebaran panas sudah terdeteksi. Hanya saja, penanganannya memerlukan waktu,” ujarnya, Jumat (17/8).

Lamanya penanganan, kata Rihel, disebabkan lahan yang terbakar berjenis gambut kering. Api yang melahap gambut tersebut menjalar hingga ke dalam akar tanaman. Diperlukan banyak personel dan unit pemadaman untuk dapat benar-benar menaklukkan api.

Rihel menuturkan, pihaknya memiliki 8 unit pemadam kebakaran. Kendala utama yang dihadapi, medan menuju lokasi titik panas tak mulus. Bahkan, beberapa petugas harus rela menginap di dekat lokasi kebakaran untuk menaklukkan api yang berkobar.

Sementara itu, petugas pemetaan posko Karhutla, Zulian Firdaus mengatakan, Hingga Jumat kemarin, belum ditemukan titik api baru. Beberapa lokasi memang terpantau ada titik panas, namun tak membahayakan permukiman.

”Petugas juga sudah melakukan peninjauan lokasi yang terdapat tiik api. Hingga kini, kami masih melakukan penanggulangan di Kecamatan Mentaya Hilir Sekatan,” tegas Zulian. (oes/ron/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers