SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 20 Agustus 2018 18:03
WASPADA!!! Selain Maling Pria Ini Juga Sebar Ajaran Sesat

Bikin Onar di Kedai Kopi, Mencuri di Alfamart

DIDUGA SESAT: Pria berinisial AB (jaket merah hadap kamera) yang diduga sesat tengah duduk di kedai milik Irfan di Jalan MT Haryono Barat, Sabtu (18/8) pekan tadi. Gambar diambil secara diam-diam (candid) oleh Radar Sampit.(TAMAMU RONY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Setelah kasus aliran menyimpang yang diajarkan AJG pada 2017 lalu, masyarakat kembali diresahkan oleh pria yang diduga pengikut ajaran sesat berinisial AB.  

Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, modus AB dalam menyebarkan ilmunya adalah mendekati rumah-rumah makan. Salah satu yang menjadi korban adalah Irfan Adi. Pemilik kedai kopi di Jalan MT Haryono Barat, Sampit, ini mengatakan bahwa AB mendatanginya pada Kamis (9/8) sore. Sekonyong-konyong, pria tersebut datang ke kedai kopi Irfan pukul 15.30 WIB, dan menaruh barang-barang bawaannya di kamar pegawai tanpa permisi.

”Awalnya karyawan saya yang mengetahui ada orang asing datang bawa koper. Tanpa permisi, orang itu masuk kamar pegawai, dan menaruh barang-barangnya di sana,” ujarnya, pada Radar Sampit, Kamis (17/8) sore.

Tiga pegawai Irfan yang bingung lantas menanyakan maksud AB bersikap demikian. Namun, pria itu justru menjawab seakan-akan sudah mengenal semua orang yang bekerja di kedai tersebut.

”Saya tanya, apa maksudnya seenaknya nyelonong? Lalu dia malah jawab seolah-olah sudah mengenal kami (para pegawai). Ia mengatakan, ingin berkumpul dan bergabung dengan semua orang yang bekerja di kedai. Setelah itu langsung pergi entah kemana,” ungkap Alif, salah satu pegawai Irfan.

Setelah mendengar jawaban AB, Alif menghubungi Irfan untuk menanyakan apakah bosnya itu mengenal pria misterius tersebut. Setelah dipastikan tak ada yang tahu identitas AB, salah satu karyawan lainnya membuka koper milik AB.

Isinya mengejutkan. Deby, si pembuka koper menemukan baju bertuliskan ’Pemuja Setan’, di antara beberapa buku agama dan baju-baju untuk ibadah. Setelah mendapati barang-barang ’nyeleneh’ itu, ia menutup kembali koper dan memberitahukan temuannya kepada karyawan lainnya.

Beberapa jam kemudian, AB datang kembali ke kedai sekira pukul 18.45 WIB. Dengan sikap yang masih seenaknya, ia kemudian mandi, dan meminta makan lengkap dengan secangkir kopi.

Persetubuhan dan Pencurian

Pada pukul 21.00 WIB di hari yang sama, AB berceramah pada salah satu pegawai lainnya bernama Gilang. Kepada koran ini, Gilang mengungkapkan bahwa AB menceritakan tujuannya datang dari Parenggean ke Sampit.

”Dia (AB) datang ke Sampit untuk menyelamatkan seorang perempuan yang disebutnya sebagai ’putri’ dari cengkeraman nyi roro kidul,” ceritanya.

”Dan untuk dapat mengembalikan putri tersebut, harus dilakukan persetubuhan massal di Sampit,” lanjut Gilang.

Setelah beberapa hari berceramah ke banyak orang dengan cerita yang sama, AB mulai bikin ulah. Pada Jumat (17/8) malam, pria misterius itu menggondol uang kas di kedai Irfan sebesar Rp 700 ribu tanpa permisi.

”Setelah sadar kehilangan uang, kecurigaan saya tertuju pada AB. Soalnya, kedai saya sebelumnya tak pernah kemalingan sebelum dia datang,” keluh Irfan dengan sangat kesal.

Kecurigaan Irfan terbukti setelah beberapa karyawannya yang emosional berhasil memaksa AB mengakui perbuatannya. Akhirnya, yang bersangkutan mengembalikan barang bukti itu ke Irfan.

Koran ini mendatangi kembali kedai milik Irfan pada Sabtu (18/8) sore. Kebetulan koper milik AB ternyata masih berada di sana, namun si empunya barang tak berada di tempat.

Setelah kurang dari sejam, yang bersangkutan datang. Wartawan koran ini sengaja tak menunjukkan identitas untuk kepentingan penggalian informasi.

AB duduk di sebuah bangku di depan meja berukuran kira-kira 4,5 meter. Hadir juga 3 karyawan Irfan, Gilang, Deby dan Alif. Setelah melakukan basa-basi, pembicaraan dialihkan pada tema agama.

”Agama itu mengajarkan apa saja. Tak ada istilah buruk. Seperti halnya soal kepemilikan orang lain yang sejatinya juga milik kita,” celoteh AB.

”Apakah mencuri itu termasuk suatu jenis kebaikan?” tanya Deby, dengan sedikit panas setelah mendengar ocehan AB.

AB tersenyum. Ia mengisap rokok dalam-dalam dan mengembuskannya ke udara, sebelum akhirnya menjawab,

”Tak ada istilah mencuri. Mengambil milik orang lain, kan nantinya akan dikembalikan. Meskipun beda waktu.”

”Berarti tindakan sampean mengambil uang kas kedai ini beberapa hari lalu, juga tidak salah? Apa juga tidak dosa?” celetuk Alif, terpancing jawaban AB.

AB lantas tersenyum kembali. Rokoknya diisap lagi.

”Saya sudah bilang, mencuri itu cuman istilah. Pada dasarnya perbuatannya betul dan enggak salah itu, kan nanti dikembalikan uangnya, saya cuman pinjam. Misalnya, kita main bola di lapangan. Ada istilah namanya mencuri bola dari lawan. Apa itu dosa? Kan enggak?” jawabnya santai dan tertawa terbahak-bahak.

”Oh dasar wong edan! (dasar orang gila) namanya pinjam itu permisi dulu, kalau enggak (ngomong) itu nyolong namanya,” pekik Alif.

Gilang yang emosinya hampir meledak, ikut-ikutan bertanya.

”Berarti, mencuri uang kas kemarin itu enggak dosa lah?” katanya dengan muka sinis.

”Ya enggak. Anda semua ini, belum paham ajaran agama yang sesungguhnya. Makanya saya kasih tahu,” sahut AB, lagi.

Setelah diskusi soal agama makin panas, Deby, karyawan paling tua bertanya pada AB.

”Misalnya, motor kamu saya jual sekarang tanpa memberi kamu. Lalu uangnya kami pakai untuk keperluan pirbadi, berarti enggak dosa ya?”

AB terdiam sejenak. Setelah itu menjawab dengan enteng.

”Kan nanti, uangnya juga anda kembalikan,”

”Kalau saya enggak mau kembalikan, bagaimana? Sampean ini, sudah mencuri tetap saja berdalih. Agama yang sampean anut itu agama dari mana? Sampean bilang, perbuatan kemarin (mencuri uang kas) dibilang enggak salah karena nanti dikembalikan. Apa jaminannya sampean ngomong gitu. Kita enggak pernah tahu hati orang,” ujar Deby.

AB masih tetap ngotot, bahwa dirinya tidak salah. Adu mulut tak bisa dihindari. Hingga pria itu terpojok.

AB yang merasa kalah argumen, lantas membanting asbak yang terbuat dari aluminium ke lantai. Hal itu membuat ketiga karyawan Irfan naik pitam. Adu jotos nyaris terjadi.

Namun Deby yang bersikap santai menenangkan rekan-rekannya yang lain. Sehingga kedai tersebut gagal jadi sasana tinju.

Setelah lebih dari dua menit suasana panas, AB masuk ke dalam kamar pegawai.  Ia mengemasi barang-barangnya dan pergi begitu saja tanpa pamit sembari mengancam semua orang yang ada di kedai.

Esoknya, pada Minggu (19/8), Radar Sampit melakukan penelusuran soal AB. Koran ini mencari keberadaan pria tersebut pada pukul 06.00 WIB. Hingga pukul 07.15 WIB, belum juga tampak batang hidungnya. Namun, ketika koran ini berkeliling selama setengah jam dan berada di ruas Jalan Pelita Timur, mendapati AB baru saja memarkir kendaraannya di sebuah warung.

Sejam kemudian, dia keluar. Radar Sampit mendekati pria itu. AB berhenti dan menepikan kendaraannya di sebuah halaman toko yang masih tutup.

Setelah melakukan pendekatan secara persuasif untuk mendinginkan hati agar tak terbawa suasana saat peristiwa di malam sebelumnya di kedai milik Irfan, pria itu akhirnya melunak dan mulai bercerita. Dugaan Radar Sampit bahwa AB pengikut ajaran sesat menguat ketika dengan enteng pria tersebut berutur kata soal misinya. AB mengatakan ia datang dari Kecamatan Parenggean ke Sampit untuk misi mulia yang harus segera dilaksanakan.

Semua pertanyaan yang dilontarkan koran ini dijawab tak sesuai logika. Seperti misalnya, ketika Radar Sampit ingin tahu soal misi persetubuhan massal.

”Iya, itu kalau orang enggak paham, pasti dikira berzina. Padahal enggak. Apapun perbuatan yang dilakukan untuk tujuan baik, itu hukumnya baik. Persetubuhan massal itu untuk menyelamatkan seseorang dari cengkeraman Nyo Roro Kidul. Maksudnya membebaskan dari hawa nafsu dengan mengorbankan kehormatan perempuan lainnya,” ungkapnya dengan terang-terangan.

AB dengan sangat enteng juga mengatakan, bahwa agama yang ia anut adalah islam yang bersumber dari ilmu-ilmu tasawuf, ilmu para sunan dan lain sebagainya.

Ada banyak kitab yang disebutkan AB dengan tajuk yang sulit sekali dihapal. Semua kitab tersebut ia pelajari ketika menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah.

Usai berdiskusi singkat dengan AB, pria itu lantas pamit dan pergi menuju arah Samuda. Namun, temuan koran ini di lapangan lebih menkhawatirkan. Pasalnya, beberapa pemilik warung di lokasi berbeda mengeluhkan soal pria dengan ciri-ciri sesuai dengan AB.

AB dikabarkan sering mengunjungi warung-warung untuk berceramah kepada remaja-remaja dan anak-anak, sembari makan. Namun, setelah pergi, pria itu tak pernah mau membayar.

”Ya, pernah ada pria datang terus makan di warung. Yang saya dengar ngobrol-ngobrol soal agama. Tapi jengkelnya saya, dia itu pergi enggak pamit. Jadi apa yang ia makan enggak dibayar,” jelas Bahriah, salah satu pedagang warung di Jalan Pelita Timur.

Tak hanya di tempat usaha milik Bahriah, AB juga diduga kerap mendatangi banyak warung. Pasalnya, di kedai kopi milik Irfan Jalan MT Haryono Barat, Irfan mengaku pernah didatangi beberapa pemilik warung yang menyodorkannya tagihan.

”Saya kan bingung, ada tagihan apa. Wong saya ini enggak pernah beli apa-apa, kok tiba-tiba ada tagihan. Ternyata setelah saya tanya ke penagihnya, AB mengatasnamakan kedai saya untuk berhutang di banyak warung,” keluhnya.

Selain bikin ulah di beberapa warung, AB juga menyatroni minimarket. Seorang pengguna akun facebook Fathur Rahman memposting status pria yang diduga adalah AB.

Radar Sampit sempat menghubungi pengguna akun tersebut melalui aplikasi pesan singkat messenger, pada Minggu malam. Namun masih belum ada respons dari Fathur.

Lantas, koran ini menyimak komentar dan kiriman status di akun tersebut. Dalam postingan itu, pencuri yang terekam kamera CCTV memiliki ciri-ciri pakaian dan motor yang dikendarai persis sama dengan yang dipakai AB. Terakhir koran ini bertemu AB menggunakan jaket merah dengan mengendarai motor bernopol KH 5217 BF.

AB diduga menggondol barang-barang belanjaan bernilai sekitar Rp 400 ribu. Setelah menggasak barang-barang toko tersebut, AB lantas pergi begitu saja.

”Pas ditagih, (dia) ngomong ya lapor saja sama polisi. Orangnya bawa pisau juga dan bawa motor berwarna hitam oranye,” tulis Fathur dalam status FB nya.

Pimpinan sekaligus pendiri pondok pesantren Darul Aitam Sampit, KH Yusuf Alhudromy meminta masyarakat tak terpancing dengan ajaran apapun yang mengatasnamakan Islam namun dalam praktiknya tak sesuai dengan syariat.

Yusuf juga mengimbau masyarakat agar melaporkan temuan dugaan ajaran menyimpang kepada pemerintah atau aparat terkait, agar dapat ditindaklanjuti.

”Saya harap para orang tua dan kita semua, lebih waspada terhadap ajaran (sesat) yang  hadir di Kotim, terutama para anak-anak remaja untuk tidak terjebak pada hal-hal yang dianggap pengajaran berbau misterius,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kotim Samsudin mengaku belum mendapatkan laporan terkait hal tersebut. Pihaknya bakal menyelidiki temuan Radar Sampit di lapangan untuk dikaji seberapa parah dampaknya kepada masyarakat luas.

”Belum ada laporan. Kalau ada (ajaran sesat) akan kami tindaklanjuti segera,” singkatnya. (ron/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers