PALANGKA RAYA – Kepedulian terhadap keberadaan Orang utan terus digaungkan. Tak hanya oleh pemerintah, melainkan pihak lain juga ikut menyuarakan kepedulian terhadap populasi habitat orang utan, seperti yang dilakukan oleh Borneo Natural Foundation (BNF).
Communications Development Manager BNF, Suzanne Turnock mengatakan, semakin besar kepedulian seseorang terhadap Orang utan, maka semakin besar pula kepedulian untuk ikut melindungi. Maka dari itu, pihaknya memanfaatkan moment Hari Orang Utan Internasional 2018 kemarin untuk menjelaskan lebih luas mengenai keberadaan individu tersebut pada masyarakat.
“Kami berbagi informasi tentang orang utan, karena menurut kami semakin orang tahu Orang utan, maka semakin besar rasa untuk ikut melindunginya,” katanya saat acara Orang Utan Internasional 2018, Minggu (19/8)
Ia mengatakan, pihaknya sendiri sudah melakukan program perlindungan orang utan sejak 1999 lalu, khususnya di Taman Nasional Sebangau. Menurutnya, banyak hal yang harus diperhatikan untuk melindungi orang utan. Tak hanya dari sisi individunya, melainkan keberdaan lingkungan khususnya hutan huga perlu diperhatikan.
“Karena waktu kami pertama kali melakukan aksi di sini, ada banyak hal yang kami hadapi. Mulai dari kebakaran hutan dan illegal logging. Jadi kalau mau melindungi orang utan, hutan juga perlu kita lindungi,” ucapnya.
Menyikapi kebakaran hutan yang selalu terjadi, pihaknya sudah melakukan upaya melindungi hutan khususnya di kawasan konservasi. Langkah yang dilakukan dengan membuat kanal di areal lahan gambut untuk mengantisipasi terjadi kebakaran saat gambut mengalami kekeringan.
“Kami juga membuat dua kelompok masyarakat peduli api yang tersebar di Kereng Bangkirai dan Sabaru. Dan juga ada program edukasi di sini,” katanya.
Dikatakannya, semenjak 20 tahun BNF ada di kawasan Taman Nasional Sebangau, kepedulian masyarakat terhadap Orang utan sudah cukup baik, terutama kepedulian terhadap kawasan hutan.
“Saya pikir masyarakat sudah peduli, terlebih mereka yang masyarakat peduli api ikut melindungi hutan dari kebakaran,” pungkasnya.
Sementara itu dalam kegiatan itu juga ditampilkan Teater oleh siswa SIT Sahabat Alam yang mengisahkan tentang perlunya menjaga kelestarian Orang utan. Selain itu ada pula dialog bersama BKSDA Kalteng, Polda Kalteng, FORKAH, juga pameran foto lingkungan, hutan dan Orang utan. (sho/vin)