SAMPIT – Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim, Halikinnor meminta polisi mengusut tuntas dalang di balik pencemaran sungai Buluh Tibung dan Seranau, Desa Sebabi Kecamatan Telawang, beberapa waktu lalu. Halikin juga menegaskan, bahwa emerintah daerah tidak main-main menyikapinya.
”Kami minta masalah ini diusut sampai tuntas. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak kepolisian, jika memang ada kelalaian dan ada unsur pidana, kami dukung ditindak tegas,” ujarnya, Selasa (4/9).
SOPD teknis juga diminta turun tangan. Dinas Kelautan dan Perikanan juga telah diperintahkan mengambil sampel air yang mencemari desa Sebabi, desa Tanah Putih dan desa Runting Tada itu, agar diketahui penyebab utamanya.
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup diminta menelusuri asal limbah yang diduga beracun hingga menyebabkan matinya ribuan ikan. ”DLH juga saya minta agar cek perusahaan mana saja di sekitar lokasi itu yang memiliki kolam penampungan limbah. Karena bisa saja akibat luapan limbah atau akibat pupuk kebun perusahaan,” tukas Halikin.
Sebelumnya, Warga Desa Sebabi, Kecamatan Telawang, menggelar ritual sumpah adat di gedung dewan. Ritual ini ditujukan bagi pemerintah daerah, kepolisian, anggota DPRD, dan pihak-pihak terkait.
Bagi siapapun yang tidak jujur dan adil dalam menangani kasus ini, akan mendapatkan musibah. Warga Telawang membawa seorang pisor bernama Rabay untuk memimpin ritual.
Di lehernya terikat berbagai jenis botol kecil. Ritual diawali dengan penaburan beras berwarna kuning dIiringi doa-doa.
”Apabila dia durhaka, dan tidak jujur, maka dia akan mendapatkan upahnya yang setimpal. Naik mobil dia terbalik, naik pesawat dia jatuh, naik kapal dia tenggelam,” ucap Rabay.
Sebaliknya, Rabay mendoakan keselamatan kepada pihak yang jujur dalam bertugas sesuai dengan fungsinya. ”Kami minta Ganan Batu Patahu memberikan keselamatan, kepada mereka yang jujur. Memberikan jalan, dan merestui mereka,” tandasnya. (ang)