PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menguatkan program untuk mengantisipasi dan mengendalikan bencana kabut asap. Hal itu dilakukan karena beberapa hari belakangan intensitas kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah masih terbilang cukup tinggi.
Plt Kepala Dinkes Kalteng Yayuk Indriati mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait akan membantu menyosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak melakukan segala tindakan yang bisa mengarah pada pembakaran hutan dan lahan.
”Karena waktu kemarau di Kalteng ini masih cukup panjang, kemungkinan akan terjadi sampai Desember nanti. Jadi, memang perlu kepedulian agar tidak melakukan pembakaran supaya tidak terjadi kabut asap,” katanya, Kamis (27/9).
Dari sisi kesehatan, Dinkes telah menyiapkan persediaan masker dan oksigen portable untuk dibagikan apabila kabut asap semakin tebal dan mengancam kesehatan. Pembagian masker tersebut dilakukan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan, berpatokan pada kondisi indeks standar pencemaran udara (ISPU).
Selain membagikan masker langsung kepada masyarakat, pihaknya juga memberikan masker kepada sejumlah organisasi dan lembaga masyarakatan. Ini dikarenakan, sekitar 2-3 minggu yang lalu, kabut asap dinilai cukup pekat, sehingga permintaan masker agak meningkat.
”Tentu kami akan bantu, karena sekarang stok masker dan oksigen terus ditambah. Ini sebetulnya sebagai bentuk antisipasi, karena potensi kabut asap ini masih bisa saja terjadi,” ucapnya.
Mengenai kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), Yayu mengatakan, pada dua bulan lalu, kasus tersebut meningkat sekitar 30 persen di Kalteng. Namun, untuk sekarang ini, dia belum mengetahu perkembanganya, karena belum mendapatkan laporan dari kabupaten dan kota.
”Kami harapkan tidak ada peningkatan, karena memang kalau untuk sekarang kabut asap masih terjadi, tapi tidak seperti 2015 lalu kondisinya. Dinkes terus koordinasi dengan instansi lain untuk penanganannya,” pungkasnya. (sho/ign)