SAMPIT-  Maraknya kebakaran lahan yang terjadi beberapa hari ini, mengakibatkan kabut asap di Sampit. Saat pagi hari, jarak pandang tak lebih dari 100 meter.

 ”Asap cukup tebal, mulai memerihkan mata. Jarak pandang kurang dari 100 meter,” ungkap Rahmad, warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Jumat (28/9)

Ketebalan asap hampir merata di seluruh Kota Sampit. Warga yang beraktivitas di luar rumah pun memilih menggunakan masker. Sebab, bau asap mulai menyengat dan mulai membuat mata perih.

 ”Saya jalan mengantar anak sekolah, sepanjang jalan berasap dari Kecamatan Baamang dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang,”  kata Ojan, warga Kecamatan Baamang.

Tak hanya di dalam kota, asap juga terjadi di luar kota. Bahkan terbilang lebih parah. ”Di Desa Telaga Baru juga berasap, bahkan lebih tebal,” ungkap Tomi.

Asap berangsur-angsur hilang menjelang pukul 07.00 WIB. Namun, saat malam hari, asap mulai menyelubungi Sampit lagi.

Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit, Kamis (27/9), titik panas yang diduga berasal dari kebakaran lahan terjadi di 10 kecamatan.

Kecamatan Antang Kalang terdapat 1 titik panas, Baamang ada 1 titik panas, Bukit Santaui terdapat  1 titik panas, Cempaga 1 titik panas, Cempaga Hulu 1 titik panas, Mentawa Baru Ketapang 1 titik panas, Mentaya Hilir Selatan 6 titik panas, Pulau Hanaut 1 titik panas, Telawang 1 titik panas, dan Teluk Sampit 1 titik panas. Sedangkan kualitas udara masih kategori sedang. (oes/yit)