PALANGKA RAYA – Kabut asap yang menyelimuti kota Palangka Raya belakangan ini, sudah cukup mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah, tak jarang akibat seringnya terpapar asap, sejumlah peserta didik mengalami sakit tenggorokan.
Salah seorang siswa SMK Natasya mengaku, terganggu dengan munculnya kabut asap, terutama saat proses belajar mengajar di pagi hari. Sebab, di pagi hari kondisi kabut asap cukup tebal dan lebih berbau.
”Kalau pagi kabut cukup tebal. Kalau dibilang mengganggu sudah cukup mengganggu, meskipun sudah menggunakan masker tetapi tenggorokan terasa sakit karena sering menghirup asap,” ujarnya, Rabu (3/10).
Dia meminta pemerintah untuk memperhatikan kondisi mereka. Salah satunya dengan membagikan masker, karena kabut asap sudah sangat mengganggu konsentrasi belajar.
Sementara itu, kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Sahdin Hasan mengaku, belum mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan peserta didik, pasalnya kondisi kabut asap belum terlalu parah, hanya saja pihaknya menyarankan kepada peserta didik melalui dana swadaya masing-masing orang tua dapat membeli masker, selanjutnya dipakai saat proses belajar mengajar.
”Pemantauan terhadap kualitas udara tetap kami pantau seminggu terakhir ini. Bila nantinya kondisi kabut asap parah, kami siap mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan peserta didik. Minimal mengurangi jam belajar mereka,” ucapnya.
Sahdin meminta Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya membagikan masker gratis kepada peserta didik. Dan meminta kepada sekolah untuk mengurangi aktivitas belajar mengajar diluar ruangan.
”Kita akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk membagikan masker gratis kepada peserta didik. Kami juga mengimbau kepada sekolah untuk mengurangi aktivitas belajar di luar ruangan untuk sementara waktu,” tegasnya.
Berdasarkan indeks kualitas udara yang terpantau menunjukkan kondisi udara di Kota palangka Raya berada pada level buruk. Diperlukan langkah antisipasi cepat dari instansi terkait terutama pengambil kebijakan, agar penderita penyakit ISPA atau infeksi saluran pernafasan tidak bertambah banyak, khususnya yang menimpa peserta didik. (agf/arj)