NANGA BULIK – Ledakan keras terdengar dari SPBU Cipta Raya Kalimantan Co di jalan Trans Kalimantan, Desa Kujan, Kabupaten Lamandau. Tiga mesin dispenser bahan bakar minyak (BBM) tiba-tiba meledak secara beruntun, mengagetkan karyawan dan sejumlah warga yang antre.
Pemilik SPBU, Aris, mengatakan, ada tiga mesin dispenser BBM yang meledak setelah disambar petir siang itu. Diduga penangkal petir nya tidak berfungsi, sehingga saat hujan deras disertai petir langsung menyambar sistem kelistrikan SPBU.
”Kejadiannya sekitar pukul 12.30. Pertama disambar dan meledak adalah dispenser solar dan dexlite. Kebetulan solar masih kosong,” katanya, Rabu (10/10).
Selanjutnya, ledakan beruntun langsung terjadi di dispenser sebelahnya, yakni tempat pengisian pertalite dan pertamax. Ledakan berlanjut ke tempat pengisian premium yang saat itu ada beberapa orang yang sedang antre. Ledakan belum berhenti. Dispenser solar kembali meledak.
Petugas SPBU yang panik langsung mengambil alat pemadam api ringan (APAR) dan menyemprotkannya ke dispenser, meski ledakan itu tidak mengeluarkan api besar. Tidak ada korban dalam kejadian itu, hanya rambut seseorang yang berada di dekat pengisian premium sempat sedikit terbakar.
”Sambaran petir membuat percikan api keluar dari kabel di mesin dispenser, membakar uap BBM, mengakibatkan ledakan pada ketiga mesin dispenser. Semua kabelnya gosong dan mesinnya tidak bisa berfungsi. Semua rusak,” ujarnya.
Kerusakan itu membuat Aris mengalami kerugian sekitar Rp 400 juta. Dia memperkirakan paling cepat dua minggu baru selesai perbaikan dan SPBU kembali operasional.
Peristiwa itu bisa berdampak terhadap harga BBM di Kota Nanga Bulik dan sekitarnya dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, hanya ada satu SPBU dan APMS di wilayah tersebut. Selama SPBU rusak, hanya ada satu APMS yang beroperasi. Itu pun tidak buka setiap saat karena kapasitasnya sedikit.
Selain itu, sejak 10 Oktober, pemerintah kembali menaikkan sejumlah harga BBM, yakni pertamax Rp 10.600 dari sebelumnya Rp 9.700. Kemudian dexlite Rp 10.700 dari sebelumnya Rp 8.250, pertamina dex naik menjadi Rp 12.100.
Pantauan Radar Sampit, harga BBM di tingkat eceran belum naik. Premium masih berkisar Rp 10.000 – 11. 000 per liter, pertalite Rp 10.000/liter, pertamax Rp 12.000/liter, dan solar Rp 8.500/liter. Hal itu karena rata-rata pemilik kios BBM belum mengetahui adanya kenaikan harga BBM secara nasional. (mex/ign)