PANGKALAN BUN – Kantor SKW II BKSDA Kalimantan Tengah belum bisa melakukan evakuasi lima ekor owa-owa yang dipelihara warga. Hal itu disebabkan penuhnya pusat rehabilitasi satwa dilindungi khusus hewan tersebut di Yayasan Kalaweit, Palangka Raya.
Kepala SKW II BKSDA Kalteng Agung Widodo menuturkan, dari lima ekor Owa-Owa itu tiga diantaranya berada di Sampit (Kotim) dan dua ekor lainnya ada di Pangkalan Bun. Hal itu disebabkan tidak ada tempat rehabilitasi sementara yang memadai.
“Masih ada lima ekor yang dipelihara warga dan belum kita jemput, kalau di kantor ada satu Owa yang kita tangani,” ujar Agung, Minggu (14/10).
Agung menjelaskan bahwa sampai saat ini pihak Yayasan Kalaweit masih belum bisa menampung Owa-Owa hasil rescue lantaran over kapasitas dan kandang baru masih dalam tahap pembangunan.
“Kita sudah dihubungi mereka (Yayasan Kalweit) katanya akan membangun kandang baru, tapi belum tahu kapan selesainya,” kata Agung.
Agung menerangkan bahwa Owa-Owa merupakan satwa liar yang mudah jinak, untuk merehabilitasi dan mengembalikan sifat liarnya membutuhkan penanganan paling lama hingga tiga tahun. Owa-owa juga tidak bisa dicampur dengan yang lain karena akan berkelahi hingga mati.
“Owa-Owa ini juga binatang yang setia, walaupun pasangannya mati dia tidak akan kawin lagi. Kita evakuasi juga dilema, karena kandang kita juga tidak memadai, pilihan terburuk adalah belum kita lakukan penjemputan. Mungkin minggu depan kita akan bertindak,” pungkasnya. (jok/sla)