PANGKALAN BUN - Selama ini masyarakat Kotawaringin Barat mengelola komoditas kopi dan kakao secara swadaya. Untuk itu membantu pengembangan pertanian itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar tengah menyiapkan program pengembangan komoditas yang mulai dilirik peminat itu.
Bupati Kobar Hj Nurhidayah mengatakan, tanah di Kabupaten Kobar cocok untuk ditanami kakau dan kopi. Dan hasilnya masyarakat Kobar sudah cukup berhasil mengembangkan dua jenis komoditas itu secara swadaya.
“Tinggal bagaimana kita memantapkan ini secara teknisnya, kita harus perhitungkan juga jangka panjangnya,” ujar Nurhidayah, Selasa (16/10)
Untuk membantu pengembangan kakao dan kopi ini pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pusat penelitian kopi dari Jember. Dan dalam waktu dekat ini mereka akan ke lapangan untuk survei lokasi penanaman kopi yang berada di Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara.
“Para petani saat ini diharapkan tidak hanya fokus pada satu komoditas saja. Misalnya petani sawit mulai sekarang harus memikirkan pertanian alternative. Sehingga ketika terjadi gejolak harga sawit seperti sekarang ini, maka masih memilik penghasilan tambahan dari sumber lain,” terangnya.
Menurutnya kenapa kopi dipilih sebagai salah satu pengembangan pertanian alternative, hal itu dikarenakan harga kopi dan kakao di pasaran dunia saat ini masih tergolong stabil. Itulah yang menjadi landasan Pemkab Kobar untuk mengembangkan dua komoditas yang dianggap baru di Kabupaten Kobar.
“Masyarakat sudah menyiapkan lahan, kita lihat perkembangannya seperti apa, kalau ini menjanjikan dan memang bagus kenapa tidak kita kembangkan lebih besar lagi. Yang lebih memudahkan juga biaya produksinya tidak seperti sawit,” pungkasnya. (jok/sla)