SAMPIT – Pos Komando (Posko) Siaga Karhutla resmi ditutup. Pembubaran tim yang bermarkas di Museum Kayu Sampit itu dilakukan oleh kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Muhammad Yusuf, Rabu (17/10) pagi.
Meskipun telah dibubarkan, namun Yusuf mengimbau seluruh personel untuk tetap waspada terhadap kebakaran yang mungkin saja terjadi tanpa disangka. Dengan demikian, personel tetap diminta bersatu ketika bencana melanda.
"Suasana sudah mendukung. Sudah masuk musim penghujan. Jadi, status siaga bencana karhutla kita turunkan menjadi waspada. Personel jangan lengah," ujarnya.
Berdasarkan data dari petugas pemetaan Zulyan Firdaus, sejak berdiri pada 16 Juli lalu, petugas Posko Siaga Karhutla telah memadamkan sebanyak 208 titik panas dari total laporan sebanyak 255 kejadian. Luas lahan yang diperkirakan terbakar adalah sebanyak 248 hektare dari 583 hektare yang dipetakan menggunakan drone.
Hingga Oktober ini, petugas juga telah melakukan patroli sebanyak 139 kali, serta 43 kali sosialisasi. Dari seluruh total ratusan pemadaman tersebut, yang paling memakan waktu dan menguras tenaga adalah operasi pemadaman di wilayah Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
"Alhamdulillah ini sudah selesai kita melakukan pengabdian secara formalitas. Untuk beberapa waktu ke depan kita masih tetap waspada untuk menjaga masyarakat secara totalitas," ungkap Zulyan.
Berdasarkan data yang sama, sejak Juli 2018 hingga Oktober 2018, operasi udara yang menggunakan helikopter juga berhasil memadamkan seluas 74,7 hektare lahan. Hingga 17 Oktober kemarin, laporan kebakaran maupun titik panas nihil, atau tidak ditemukan di seluruh wilayah manapun di Kotim dan sekitarnya. (ron/yit)