KOTAWARINGIN LAMA – Adanya khawatiran warga tentang kondisi jembatan Sei Lamandau di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), jadi perhatian pihak Pemerintah Kecamatan setempat. Badan jembatan tersebut dikabarkan bergoyang ketika dilalui truk bermuatan berat.
Kondisi ini pun dibenarkan oleh Sekretaris Camat Kolam, Nahwani yang juga merasakan goyangan di jembatan tersebut, bahkan ada getaran ketika dilintasi kendaraan berat.
“Jembatan itu memang ada goyangannya, tetapi kami pun tidak pernah meneliti apakah goyangan itu akan berdampak pada kekuatan jembatan,” ucapnya kepada koran ini.
Kemudian tambahnya, setelah di cek dengan pihak Dinas PUPR Kobar baru-baru ini, goyangan dan getaran jembatan itu dapat dirasakan dan bisa terlihat pada palang-palang besi penyangga pada bagian atas jembatan. Getaran dan goyangan ini terjadi apabila truk bertonase besar melintas.
Selanjutnya terang Nahwani, pihak Dinas PUPR mendatangkan tenaga ahli bidang jembatan yang ada di dinas itu untuk meneliti dan didapat hasilnya, bahwa jembatan tidak ada perubahan atau pergeseran. Selain itu kondisinya dianggap masih normal karena tidak ada baut yang kendur dan karet bantalan yang terlepas.
”Namun menurut informasi dari Dinas PUPR, hasil pengecekan ini akan disampaikan kepada pihak Kementerian PUPR di Jakarta, dan sampai saat ini belum mendapat hasil dari laporan tersebut,” paparnya.
Diinformasikan juga, jembatan Sungai Lamandau adalah jembatan tipe C yang kapasitas maksimalnya hanya delapan ton. Sementara sejumlah armada angkutan materil proyek pengerjaan jalan Pangkalan Bun-Kolam, ketika melintas di jembatan tersebut ada yang beratnya melebihi 8 ton dan berjenis fuso.
”Berat fusonya saja mencapai lima sampai enam ton, dan ditambah muatan 11 sampai 12 paket itu totalnya di perkirakan sekitar 17 ton. Artinya bebannya dua kali lipat dari kapasitas kemampuan jembatan,” ungkap Nahwani.
Sebagai solusi sementara waktu, pihaknya meminta pihak kontraktor untuk mengurangi tonase angkutan fuso serta mengurangi kecepatan, jangan sampai melebihi 20 kilometer (km) per jam saat melintas di atas jembatan tersebut.
Nahwani menegaskan, apabila kecepatan fuso lebih dari 20 km/jam atau lebih cepat lagi melitnas di jembatan tersebut, maka goyangan dan geteran di jembatan akan sangat terasa dan dapat terlihat seperti ada gerakan.
Sebelumnya, jembatan Sei Lamandau yang dirasakan bergoyang itu diutarakan oleh salah seorang warga bernama Taufik.
“Jembatan kita (Sungai Lamandau) kalau dilewati truk (bermuatan berat) terasa bergoyang. Saktu itu saya sedang istirahat di ujung jembatan dan ada truk bermuatan tanah lewat. Jadi terasa sekali goyangannya dan saya bergegas lari, takut terjadi sesuatu,” pungkasnya.(gst/gus)