PANGKALAN BUN- Ratusan nelayan dari wilayah pesisir Kecamatan Kumai, mendapatkan pelatihan mengenai dasar-dasar keselamatan di kapal mulai Jumat (26/10) hingga Minggu (28/10. Salah satunya, mereka dilatih menggunakan rakit penolong otomatis, apabila terjadi kecelakaan kapal saat melaut. Termasuk juga basic safety training (BST) kapal layar motor.
Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Irwan yang turun dalam pelatihan gratis tersebut mengatakan, kegiatan yang bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai ini, merupakan salah satu program prioritas Kementerian Perhubungan. Selain itu dan merupakan realisasi dari PP No 78 tahun 2014 tentang percepatan pembangunan daerah tertinggal dan PP no 51 tahun 2012, tentang SDM di bidang transportasi.
"Dalam program kementerian Perhubungan melalui Badan Pemberdayaan SDM mengalokasikan 100 ribu orang untuk di latih dalam diklat pemberdayaan masyarakat. Diklat ini juga upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di bidang transportasi darat, laut dan udara,” paparnya.
Dilanjutkannya, untuk Diklat tahap pertama ini digelar di Kobar dan pesertanya ada 300 orang. Sedangkan ditahap berikutnya diharapkan lebih banyak lagi. Diklat selama tiga hari itu, peserta akan diberikan teori sebanyak 30 persen dan 70 persennya adalah praktik di lapangan.
Kemudian dipilihnya Kobar sebagai tempat diklat, menurut Irwan karena letaknya lebih dekat dari Semarang. Selain itu juga sekalian mempromosikan keberadaan Kecamatan Kumai khususnya Kobar ke daerah luar agar lebih dikenal lagi. "Kita akan dongkrak keberadaan Kumai melalui diklat pemberdayaan masyarakat ini, agar lebih dikenal lagi,” tambahnya.
Dalam latihan tersebut, peserta yang merupakan nelayan pesisir diharapkan memahami Standar Operational Prosedure (SOP) yang harus dipatuhi dalam pelayaran.
Sementara itu, Pj Sekda Kobar Suyanto mengaku sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan diklat ini, mengingat keselamatan untuk diri sendiri ata upun keselamatan orang lain saat berada di atas kapal itu sangat penting.
"Ini bekal yang bagus dalam proses penyelamatan diri ketika berada di laut. Di samping teori, peserta juga diajak praktik langsung," tandasnya.
Dirinya berpesan kepada peserta diklat, agar mengikuti secara aktif seluruh rangkaian kegiatan ini secara sungguh-sungguh yang dilandasi semangat dan rasa tanggung jawab. Sehingga ilmu yang didapat dari diklat bisa bermanfaat. (rin/gus)