PALANGKA RAYA – Kasus demam berdarah dangue (DBD) mulai mengancam Kalimantan Tengah (Kalteng). Data Dinas Kesehatan Provinsi sampai akhir Oktober, ada 111 kasus DBD di Kalteng. Bahkan, selama bulan lalu, ada enam orang yang meninggal akibat penyakit tersebut.
Plt Kepala Dinkes melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Edi Kelana mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi kasus tersebut. Salah satunya dengan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa.
”Kalau fogging ini lebih kepada nyamuk dewasa. Kalau yang lebih efektif itu harus membasmi sarang nyamuknya, ya dengan menguras, menutup, dan menimbun atau lebih dikenal dengan 3M,” katanya, Kamis (1/11).
Dia mengatakan, dari Dinkes Kalteng telah mengembangkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Artinya, di satu rumah harus ada petugas yang akan mengawasi secara berkala setiap minggu, apakah di rumah ada jentik nyamuk atau tidak.
”Tentu awal mengatasi DBD ini harus membasmi jentik nyamuk ini. Kalau bisa dibasmi, upaya untuk meminimalisir DBD di Kalteng bisa dilakukan. Bahkan mungkin ditekan,” katanya.
Dinkes, lanjutnya, terus menggalakkan program tersebut, mengingat satu rumah satu jumantik sangat efektif dibandingkan upaya fogging. Pertimbangannya, fogging dinilai hanya membunuh nyamuk dewasa. Kedua, apabila nyamuk dewasa terus terpapar fogging, nyamuk justru kebal.
”Kalau fogging terus, bukan malah membuat nyamuk mati, tapi malah kebal. Jadi, yang paling efektif itu PSN. Makanya, program yang kami bikin itu satu rumah harus ada satu pengawas jentik. Jadi, laporannya melalui RT, kemudian ke kecamatan, dan seterusnya ke dinas kabupaten dan kota setempat,” ucapnya.
Saat ini, kata Edi, program tersebut baru disosialisasikan untuk beberapa daerah saja, yakni Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, dan Barito Selatan. Pihaknya akan terus menyosialisasikan ke semua daerah, agar kabupaten dan kota bisa menekan kasus DBD di daerahnya melalui lingkup kecil, yakni rumah tangga.
”Kalau dari lingkungan kecil saja bisa ditekan, tentu mempermudah mencegah secara keseluruhan. Itulah pentingnya program PSN perlu diperkuat lagi,” pungkasnya. (sho/ign)