PALANGKA RAYA – Kepercayaan diri yang tinggi pada para jurnalis namun dengan kemampuan “biasa-biasa” saja membuat rangkaian pembukaan kegiatan pembukaan Journalist English Course (JEC), penuh tawa. Ini tergambar saat para jurnalis saling berebut menjawab kuis yang dilontarkan panitia serta salah satu instruktur Abdul Syahid. Hadiah yang disediakan cukup menarik bagi jurnalis, yakni headphone.
Berbagai pertanyaan dalam Bahasa Inggris dilontarkan, salah satunya bagaimana membuat es teh. Mendengar pertanyaan ini Bagus, salah seorang peserta JEC pun segera mengacungkan tangan dan menjelaskan cara membuat teh.
“Ambil gelas, isi air panas, beri gula, tambahkan es, lalu dihidangkan,” ucap Agus dalam tata bahasa yang bisa dikatakan tak sempurna, tetapi dimengerti oleh semua.
Model jawaban-jawaban seperti ini yang menurut istilah Abdul Syahid “wani hangit” (berani gosong, istilah untuk menunjukkan keberanian dengan cara nekad) justru memacu seseorang khususnya wartawan berdialog dalam bahasa Inggris. Salah satu kemampuan yang diperlukan untuk menunjang kompetensinya di lapangan.
“Don’t worry, be happy. Di pelatihan ini kita belajar sambil senang-senang saja, yang penting kalian punya keberanian dalam bercakap Bahasa Inggris, karena keberanian itulah yang menentukan tingkat keberhasilan program ini,” ujar Syahid.
Sementara itu, dalam program kursus percakapan Bahasa Inggris bagi jurnalis yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah (Kalteng) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Palangka Raya H Sahdin Hasan mewakili Kadisdik Provinsi Kalteng Slamet Winarto mengapresiasi terobosan PWI dalam upaya meningkatkan kemampuan para wartawan, khususnya melalui penguasaan bahasa asing.
“Kemampuan berbahasa Inggris saat ini menjadi perangkat yang penting bagi setiap orang termasuk insan pers dalam melihat dunia,” sebut Sahdin.
Ketua PWI Kalteng H Sutransyah mengatakan, kegiatan bertajuk Journalist English Course (JEC) ini merupakan salah satu program kerja kepengurusan periode 2014-2019. Kegiatan yang diikuti sebanyak 31 wartawan berbagai media massa ini dilaksanakan di Balai PWI secara regular (tiga kali sepekan) hingga berakhir 15 Desember 2018 mendatang. Adapun instruktur berasal dari tokoh akademisi, yakni Abdul Syahid dan Bayu Setiawan.
“PWI melalui bidang pendidikan berkomitmen meningkatkan profesionalitas wartawan di Kalteng lewat program-program pelatihan semacam ini. Selanjutnya, PWI juga akan melaksanakan pelatihan teknik peliputan bidang hukum dan kriminal bagi wartawan, pada Desember 2018 mendatang,” tandas Sutransyah. (vin/arj)