SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 05 November 2018 15:32
Bupati Diminta Mengevaluasi Manajemen PDAM
ANTRE: Warga mengantre mendapatkan air bersih di PDAM Tirta Mentaya Sampit, Minggu (4/11) pagi.(USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - Macetnya distribusi air dari PDAM Dharma Tirta Sampit membuat pelanggan kecewa. Masyarakat meminta Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi mengevaluasi manajemen PDAM yang tidak mampu mengantisipasi pemadaman listrik.

“Sudah tiga hari ini air PDAM tidak jalan sama sekali. Alasannya  selalu itu itu saja. Bupati Kotim kami harapkan mengevaluasi manajemen  yang ada, sudah selayaknya diganti,” kata Tasman, warga yang rumahnya  hanya berjarak 200 meter dari PDAM.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan Nurdewi. Dalam kurun tiga hari, dia tidak bisa menjalankan usaha rumahan karena tidak ada air.  Dia meminta kompensasi dari PDAM untuk pelanggan.

“Kami banyak rugi karena PDAM ini tidak jalan. Kami harap ada kompensasi pembayaran,” pintanya. 

Sementara itu, anggota DPRD Kotim Dadang H Syamsu juga menilai  PDAM itu tidak peka dengan persoalan masyarakat. Semestinya masalah genset bisa diperhitungkan dengan matang. Ketika listrik PLN padam, PDAM bisa mengantisipasinya.

”Alasan kerusakan mesin ini sulit diterima masyarakat, karena sejak dulu masalahnya selalu soal teknis yang semestinya masalah itu bisa diantisipasi terlebih dahulu,” tegas wakil rakyat dari daerah pemilihan Baamang ini.   

Dia sepakat jika DPRD Kotim mengevaluasi kembali penyertaan modal ke perusahaan daerah itu. Sejak beberapa tahun ini, PDAM tidak menunjukan perubahan pelayanan kepada publik. Padahal, dalam janjinya, Direksi PDAM selalu meyakinkan. Sayangnya janji itu tak terwujud dalam pelaksanaan di lapangan.

“Miliaran rupiah dana penyertaan modal kepada PDAM. Salah satu harapan itu adalah perbaikan pelayanan, tapi kalau tidak kunjung membaik, berarti evaluasi saja,” tegasnya.

Wakil Ketua Komisi III DPRD  Kotim  Muhammad Shaleh menilai pelayanan perusahaan air minum daerah (PDAM) Tirta Mentaya   tidak professional. "Kejadian mati totalnya PDAM ini membuat warga semakin kesal, saya yakin ini dampaknya sangat luar biasa karena sudah berhari-hari,” kata Shaleh.

Shaleh meminta pemerintah daerah mengaudit kinerja PDAM Dharma Tirta Sampit.

"Evaluasi sangat penting, karena pemerintah kabupaten mengalokasikan anggaran puluhan miliar untuk peningkatan pelayanan, namun faktanya sampai tidak kunjung ada perubahan," ucapnya.

Shaleh menilai, alasan manajemen PDAM selalu itu-itu saja. Dampaknya, keluhan-keluhan masyarakat belum teratasi.

"Contohnya seperti tidak lancarnya distribusi air bersih ke pelanggan karena adanya pemadaman aliran listrik dari PLN. Namun masalah yang sudah nyata tersebut tidak diatasi. Seharusnya PDAM memiliki mesin cadangan daya, sehingga jika terjadi pemadaman, aliran listrik mendadak distribusi tidak terganggu," tegasnya.

Direktur PDAM Tirta Mentaya Firdaus Herman Ranggan mengatakan, air tak mengalir karena terdampak pemadaman listrik. Mesin generator set PDAM tak bisa digunakan dan harus diperbaiki.

”Kipas genset patah, sehingga genset tak bisa hidup. Seharian kami mencari kipas baling-balingnya, sulit sekali karena genset ini umurnya sudah lebih dari sepuluh tahun. Makanya kami rakit sendiri di bengkel,” kata Firdaus.

Di tengah hiruk pikuk keramaian warga yang berlomba-lomba mencari air, dia sibuk memantau petugas teknis agar genset segera bisa difungsikan.

”Beginilah kalau listrik padam, karena listrik nadinya kita semua. Rusaknya genset ini juga tidak disangka-sangka saat listrik padam,” katanya.

Firdaus menegaskan, pihaknya sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan. Dia sudah memesan genset dengan daya yang lebih besar, yakni 650 KvA yang diperkirakan mampu menyuplai air PDAM untuk wilayah Baamang.

”Sekarang memang kami akui, (genset) di PDAM wilayah Baamang hanya 270 KvA dan itu sangat tidak cukup untuk mendorong air sampai ke pelanggan. Hanya bisa menyuplai dengan radius hingga beberapa meter yang lokasinya dekat-dekat PDAM ini saja,” ujarnya.

Firdaus memastikan kondisi air PDAM di wilayah Ketapang tetap mengalir meskipun tidak lancar. Daya mesin itu cukup besar, yakni 470 KvA. Selain itu, dia juga sudah berupaya menyewa genset dengan daya 250 Kva, namun kesulitan karena sudah banyak yang menyewa.

”Kami sudah cari kesana-kemari untuk menyewa genset sambil menunggu genset yang ada selesai diperbaiki, tetapi memang gensetnya sudah ada yang menyewa. Mau tidak mau kami tunggu perbaikan genset selesai,” ujarnya. (ang/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers