SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 14 November 2018 16:18
AWASSSSS!!!! Tes Wawancara CPNS Peluang Kecurangan
ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT- Guru Besar Universitas Palangka Raya Prof Suandi Sidauruk mempertanyakan, apakah minimnya peserta yang lolos dapat menjelaskan bahwa pendidikan selama ini telah mengabaikan pendidikan karakter? Tes karakteristik pribadi (TKP) terdiri dari 35 soal dengan bentuk soal pilihan ganda dengan 5 pilihan. 

”Jika kelima pilihan tersebut memiliki rentang, 1 tidak baik, 2 kurang baik, 3 sedang, 4 baik, 5 sangat baik, maka peserta berkarakter sangat baik harus memiliki skor 165. Peserta yang memiliki karakter baik akan memiliki skor 140. Artinya, peserta yg memiliki karakter baik belum melampaui standar skor yang ditetapkan, 143," ujarnya.

Menurut Sidauruk, salah satu indikator butir tes yang baik, khususnya untuk untuk seleksi, mampu membedakan peserta pintar (baik) dan tidak pintar (baik). ”Menilik hasil tes, peserta yang tidak melampaui skor TKP terjadi di setiap daerah dan instansi. Maka, tes dalam TKP telah berfungsi dengan baik untuk menyeleksi orang pintar dan tidak pintar," katanya.

Namun, lanjutnya, peserta tes yang mendapat skor 140 dengan nilai rata-rata empat (kategori baik), belum pantas menjadi PNS atau pelayan masyarakat di negeri ini.  ”Kepantasan ini terkait  kebijakan. Setiap kebijakan tentu bisa ditinjau dengan kebijakan juga, agar keputusan mendapatkan nilai sangat baik pada tes TKP bukan hanya bijak," ucapnya. 

Sidauruk berpandangan, pelaksanaan tes dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) sudah bagus. Namun, evaluasi pelaksanaan ujian tahun ini dan tahun sebelumnya harus dievaluasi. Khususnya terkait passing grade dan tingkat kesukaran soal. 

”Solusi kami, dilakukan rangking agar tes lanjutan, yakni wawancara atau kemampuan bidang dapat dilaksanakan. Kalau tidak begitu, percuma dilakukan tes kemampuan bidang,  karena peserta yang lulus tidak sesuai formasi yang diperlukan," ujarnya. 

Menurutnya, peluang kecurangan juga begitu besar saat tes wawancara atau tes kemampuan bidang. Jika pemerintah ingin menghapuskan praktik itu, cukup dengan TKD. ”Kalau misalnya di perguruan tinggi ada tes wawancara, maka peluang kecurangan juga besar. Sebab, di sini peluang lobi-lobi begitu besar,” ujarnya.

Hampir semua daerah lulusan tidak mencapai 10 persen dari peserta yang lulus seleksi berkas.  Di Barito Utara dari seribu lebih pelamar dan hanya 22 orang yang lulus, Palangka Raya dari sekitar tiga ribu lebih yang ikut tes hanya 61 lulus, Kanwil Kementerian Agama Kalteng hanya 34 orang lulus dari seribu lebih yang ikut tes.

Di UPR dari 187 orang calon dosen yang rata-rata pendidikan strata dua (S-2), hanya 13 orang yang lulus, sementara formasi yang dibutuhkan 106. Di Kotim, hanya 82 orang yang lolos dari 2.931 peserta yang mengikuti seleksi. (arj/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers