PALANGKA RAYA – Penanganan ruas jalan Bukit Rawi dipastikan menggunakan jembatan layang. Hal itu merupakan opsi terbaik selain timbunan sedang dan biasa.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PURP) Kalteng Shalahuddin mengatakan, upaya penanganan ruas jalan yang selalu digenangi banjir musiman tersebut akan dilakukan bertahap mulai tahun depan menggunakan dana APBN.
”Jalan di Bukit Rawi ini mulai tahun depan sudah ada anggarannya. Artinya, 2019 sudah bisa berjalan tahapan pembangunan jembatan layang di daerah tersebut,” katanya, Kamis (15/11).
Meski penanganannya dimulai tahun depan, namun, ada beberapa tahapan yang sudah dilaksanakan dari sekarang. Salah satunya pembebasan lahan dan proses Clean and Clear (CnC) di titik pembangunan jembatan.
Dia menjelaskan, dua poin tersebut dikerjakan karena pembangunan jembatan layang di Bukit Rawi berbeda dengan jembatan layang di Tumbang Nusa. Jika jembatan layang di Tumbang Nusa dibangun di tengah jalan, di Bukit Rawi akan dibangun di pinggir jalan utama.
”Karena kalau dibangunnya di pinggir jalan utama, tentu ada tanah masyarakat yang terkena. Jadi, inilah yang terlebih dahulu dilakukan pembebasan lahan dan proses CnC juga. Kalau di Tumbang Nusa itu beda karena dibangun di atas jalan utama,” ucapnya.
Shalahuddin mengatakan, pembangunan jembatan di pinggir jalan utama bukan tanpa pertimbangan. Harapannya, kedua jalan tersebut bisa digunakan ketika kondisi tidak banjir. Namun, ketika banjir, jembatan layang yang akan digunakan.
”Misalkan tidak banjir, ada dua jalan di situ, yakni jalan utama dan jembatan layang. Tapi, kalau banjir, jembatan layang yang digunakan. Tentu akan lebih memudahkan akses mobilitas,” tuturnya.
Mengenai anggaran, Shalahuddin menyebutkan, akan dibayar secara bertahap. Tahap pertama pada 2019 nanti, pusat menyediakan anggaran sebesar Rp 67 miliar untuk penanganan sepanjang 800 meter.
”Ya, jembatannnya nanti panjangnya 3,5 kilometer, tapi dibangunnya bertahap. Jadi, anggarannya juga diberi bertahap,” pungkasnya. (sho/ign)