SAMPIT— Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), untuk melibatkan pemuda dalam kegiatan seni, adat istiadat dan budaya patut diapresiasi. Hal ini sebagai salah satu bentuk upaya pemuda untuk turut membersihkan lingkungan Kotim dengan ritual adat.
Kepala Disbudpar Kotim, Fajrurrahman menjelaskan, kegiatan seperti Memapas Lewu dan Mampakanan Sahur memang dipimpin rekan-rekan dari Agama Hindu Kaharingan. Tepatnya ritual agama yang dijadikan agenda wisata.
Antusiasme kalangan pemuda di kegiatan ini dapat dilihat dari mereka yang turun bersama melibatkan diri. Tujuannya untuk sama-sama membersihkan Kotim.
“Saya sangat apresiasi atas keterlibatan pemuda. Sebab kalau bukan generasi muda ini, siapa lagi yang akan meneruskan untuk melestarikan budaya di Kotim ini,” jelas Fajrurrahman, Senin (26/11), saat ditemui di Taman Miniatur Budaya , Sampit.
Diharapkannya, ritual adat ini dapat membersihkan daerah ini dari hal-hal buruk dan musibah, sehingga menyongsong tahun baru dengan penuh kedamaian. Diharapkan pula ke depan Kotim dapat terus lebih maju lagi.
Fajrurrahman berjanji, ke depan akan lebih mengemas kegiatan tersebut dengan lebih menarik lagi, sehingga akan lebih semarak dan lebih banyak lagi warga yang datang melibatkan diri.
Sementara itu, Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MDAHK) Kotim, Pungkal menjelaskan, pihaknya terus berupaya melaksanakan kegiatan ritual dalam Agama Hindu Kaharingan tersebut. Menurutnya, saat ini ritual itu dikemas oleh Pemkab untuk dijadikan event wisata, sehingga akan semakin banyak juga warga yang turut mendoakan agar Kotim jauh lebih berkah lagi.
“Dari tuhan dan kepada tuhan kita meminta untuk daerah kita diberikan keselamatan dan kedamaian. Sehingga dengan ritual pembersihan ini diharapkan segala hal yang tidak baik dijauhkan dari Kotim,” pungkasnya. (dc/gus)