SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Selasa, 11 Desember 2018 15:11
WASPADA..!!! Kobar Siaga Banjir
TETAP BERAKTIVITAS: Banjir di wilayah Pangkut, Kotawaringin Bara.(IST)

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat tetapkan status siaga bencana banjir. Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi di Kantor BPBD Kobar Pemkab Kobar, Senin (10/12).

Assisten I Setda Kobar Tengku Ali Syahbana mengatakan, banjir yang terjadi di Kobar ini terus meluas. Sehingga Pemkab Kobar harus cepat bertindak melakukan penanganan termasuk menyalurkan bantuan pada warga terdampak.

“Bencana banjir ini sudah melanda di sejumlah wilayah di Kobar. Sudah ada tiga Kecamatan yakni Arut Selatan, Pangkalan Banteng, dan Arut Utara,” kata Tengku Ali Syahbana. 

Penetapan status siaga bencana banjir ini terhitung 10 sampai 31 Desember 2018. Namun jika kondisi banjir semakin parah, maka Pemkab Kobar bakal menaikkan status dari siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir. 

“Penetapan siaga banjir ini berdasarkan kesepakatan bersama dari seluruh pihak. Serta memperhatikan masalah cuaca, karena prediksi BMKG Pangkalan Bun bahwa potensi banjir pada bulan Desember ini masuk kategori sedang. Selanjutnya pada Bulan Januari dan Februari masih ada potensi banjir namun ringan,” ujarnya. 

Dengan ditetapkan siaga bencana banjir ini, maka pemerintah akan fokus untuk membuat posko baik di lokasi dan kantor BPBD. Selanjutnya penyaluran bantuan kepada korban banjir.

Sementara Kepala BPBD Kobar Petrus Rinda mengatakan, untuk update terbaru bahwa sejumlah desa di Kecamatan Arut Utara dan Pangkalan Banteng terendam banjir sejak rabu (5/12). Namun pada Senin (10/12) banjir mulai masuk ke Desa Umpang, Kecamatan Arut Selatan. 

“Sekarang jadi tiga kecamatan yang terkena banjir. Untuk jumlah warga yang terkena dampak terus bertambah dan dalam proses pendataan,” ujarnya

Kemudian, tambah Petrus, Untuk Kecamatan Kotawaringin Lama juga mulai terjadi kenaikan air Sungai. Dikhawatirkan air bisa meluap ke pemukiman warga. 

“Desa Rungun, Kondang, dan Lalang di Kecamatan Kolam juga berpotensi banjir. Maka kita terus siaga, terutama saat air tinggi harus siap melakukan evaluasi kepada warga yang terkena banjir,” pungkas Petrus.

Sementara itu, Slamet Riyadi, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (stamet) Iskandar Pangkalan Bun mengatakan bahwa pada bulan Desember ini sebenarnya curah hujan mengalami penurunan.

“Dibandingkan Nopember, curah hujan bulan Desember ini trennya mengalami penurunan,” ujarnya.

Dia menjelaskan pertanyaan masyarakat kenapa justru saat tren hujan menurun malah terjadi banjir? Menurutnya banjir tidak serta merta akibat curah hujan yang tinggi yang terjadi pada suatu waktu. Luapan air atau tidak terserapnya air oleh tanah sehingga terjadi banjir merupakan suatu rangkaian kejadian yang tidak bisa terpisahkan.

“Setelah musim kemarau dan hujan turun di bulan Nopember lalu, maka air yang ada akan terserap dengan baik oleh tanah. Kemudian karena hujan terus terjadi, maka lama-lama tanah menjadi jenuh dan tak mampu lagi menampung sehingga air mengalir ke sungai-sungai yang pada akhirnya terjadi luapan,” terangnya. (rin/sla) 

 

 


BACA JUGA

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers