KOTAWARINGIN LAMA – Rencana penutupan total jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang telah dijadwalkan mulai tanggal 10 Desember lalu belum dilaksanakan. Pengguna jalan masih bebas melintasi jalur tersebut, Kamis (13/12).
Terkait hal itu Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kobar Hermon F Lion mengatakan bahwa masyarakat diminta menunggu. Pemkab akan mencarikan solusi terbaik atas rencana tersebut.
“Mohon ditunggu dulu karena kita akan diskusi dengan sejumlah pihak. Karena waktu yang diminta untuk melaksanakan penutupan cukup panjang, jangka waktunya setahun itu,” ujarnya, Kamis (13/12).
Dalam pertemuan yang sedang direncanakan itu, hermon menjelaskan bahwa akan mengundang berbagai pihak termasuk juga pelaksana kegiatan pembangunan jembatan layang tersebut.
“Nanti kita akan ada pertemuan dan kita carikan solusinya seperti apa. Kalau memang harus setahun dan kita tidak boleh meminta pengurangan atau tak bisa ditawar lagi maka harus dicarikan juga alternatifnya,” terangnya.
Hermon menjelaskan bahwa penanganannya berbeda dengan pengerjaan jalan yang terdahulu. Karena saat ini permintaan dari Pemprov harus ditutup total maka penanganannya juga akan berbeda.
“Kalau pembangunan terdahulu itu cukup mudah karena kita tutup untuk kendaraan yang besar. Kalau ini kan rencananya mau ditutup total, jadi kita tunggu saja seperti apa hasil rapatnya nanti,” katanya.
Dilain pihak Anggota DPRD Kobar Bambang Suherman meminta agar Dinas PUPR Kalteng mempertimbangkan ulang keputusan penutupan jalan tersebut.
“Kami minta agar Dinas PUPR Provinsi Kalteng untuk mempertimbangkan lagi mengenai penutupan jalan Pangkalan BUN- Kotawaringin Lama itu,” katanya.
Pihaknya berharap ada jalur alternative yang bisa digunakan masyarakat bila penutupan jalan itu benar-benar dilakukan. Menurutnya pengalaman dari pembangunan jembatan layang pada tahun 2014 lalu, kontraktor juga membuatkan jalan alternatif agar kendaraan kecil bisa melintas.
“Pembuatan jalan alternatif juga bisa. Tidak mesti harus ditutup total. Termasuk masyarakat bakal patuh dan berhenti saat ada kendaraan proyek sedang bongkar muatan,” harapnya.
Sementara itu arus lalu lintas kendaraan di jalan poros antar kabupaten itu mulai mengalami penurunan jumlah, terutama kendaraan roda empat akibat adanya dua titik genangan air merendam jalan tersebut, Kamis (13/12)
“Kendaraan masih boleh melintas, tapi saat ini ada banjir di dua lokasi. Airnya terus meninggi makin luas areal genangannya. Mobil travel dan pribadi masih bisa lewat, sedangkan sepeda motor alangkah baiknya naik getek, meski banyak juga yang nekat lewat dan bisa lolos, tapi tidak sedikit yang mogok bahkan ada yang jatuh kedalam air,” ungkap Saruni, warga Kolam yang hari itu melintas di jalan tersebut.
Hal yang sama juga dikatakan Nur, menurutnya belum ada tanda-tanda penutupan jalan tersebut. Dan dia berharap jangan sampai ada penutupan total. “Kalau bisa jangan ditutup total, kalaupun terpaksa lebih baik dibuatkan jalur alternative terlebih dahulu,” harapnya.
Tokoh masyarakat Kotawaringin Lama Nasrudin mengatakan bahwa rencana penutupan jalan selama setahun ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat
“Jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama satu-satunya akses transportasi yang ada dan ini merupakan urat nadi perekonomian masyarakat, jadi harus dipikirkan dan dicarikan solusi agar saat proyek berlangsung, akses jalan tetap terbuka seperti pekerjaan pembangunan jembayan sebelumnya,” kata Nasrudin.
Menurutnya jika penutupan total dilakukan maka dampak nyata didepan mata adalah naiknya harga sembako dan sayur-sayuran serta kebutuhan lainnya akibta bertambahnya biaya transportasi. (gst/rin/sla)