KOTAWARINGIN LAMA – Rusak parahnya Jalan Pangkalan Bun –Kotawaringin Lama di titik proyek pembangunan jembatan hambat arus lalu lintas kendaraan. Antrean panjang kendaraan mulai mengular sejak Kamis (3/1) sore hingga Jumat (4/1) dini hari.
Deretan kendaraan yang mengantre mulai terjadi pada pukul 16.00 WIB sore karena menunggu pembukaan jalan pukul 18.00 WIB. Namun setelah jalan dibuka antrean yang mencapai sekitar dua kilometer tersebut tidak langsung terurai karena banyak kendaraan yang kesulitan melintas, bahkan banyak pula yang terjebak lumpur dan ambles di titik pengerjaan proyek jembatan layang itu.
Kekacauan arus lalulintas juga makin parah akibat para pengemudi yang tidak sabar mengantre, mereka saling berebut untuk melintas lebih dulu baik dari arah Pangkalan Bun maupun Kotawaringin Lama. Itu terjadi karena di kedua sisi jalur jalan tidak ada petugas jaga yang mengatur lalu lintas.
“Antrian begitu panjang, mobil cuma bisa bergerak paling jauh 10 meter tapi lebih banyak tidak bisa jalan, kami ikut antre dari jam delapan malam, dan baru bisa lolos Jumat dini hari sekitar pukul 02.20 WIB,” ucap Ina, warga Kolam, Jumat (4/1).
Hal serupa juga dikatakan Ari Sulita, pengguna jalan asal Sukamara ini menambahkan bahwa antrean kendaraan sangat panjang dan harus bajibaku kurang lebih tiga jam untuk bisa lolos dan melintasi kawasan tersebut.
“Kalau bisa untuk kendaraan dengan bodi rendah jangan melintas dulu, karena membahayakan, rawan terjebak lumpur,” katanya.
Demikian juga untuk mobil pikap kecil dengan muatan diharapkan tidak melintas, karena akan menambah banyak kendaraan yang ambles. Agar kendaraan tidak rusak Ari menyarankan lebih baik memutar lewat Lamandau.
“Antrean tadi malam panjang sekali dan kemacetan terjadi selain badan jalan yang rusak parah juga akibat kendaraan dari arah Pangkalan Bun dan dari arah Kotawaringi yang rebutan ingin masuk duluan,” kata Ari.
Menyikapi hal ini anggota DPRD Kobar Bambang Suherman meminta agar pihak terkait terutama Pemkab Kobar mengevaluasi atau mengkaji ulang penutupan jalan tersebut. Artinya masyarakat, khusunya warga Kolam menyepakati saja jalan di tutup sesuai jadwal yang telah di sepakati.
“Namun kondisi jalannya agar bisa nyaman di lewati pada saat kendaraan di perbolehkan melintas pada malam hari. Selain itu perlua ada petugas pengatur lalulintas di kawasan tersebut. Bisa oleh aparat kepolisian atau Dinas Perhubungan agar antrean lebih cepat terurai dan lalulintas lebih lancar,” kata Bambang.
Kemudian Bambang juga meminta kepada Pemkab Kobar atau pun pihak terkait mencarikan solusi agar pekerjaan proyek tetap jalan dan arus lali lintas bisa lancar di waktu yang telah di sepakati.
“Salah satu solusi agar mengurangi penumpukan antrean di sore hari, agar jalan alternatif melalui jalur sungai diperlancar juga dengan cara menormalisasi kanal atau parit yang ada sehingga yang bepergian siang hari bisa lewat baik untuk kendaraan roda dua atau penumpang mobil dengan cara di estafet,” saran Bambang Suherman.(gst/sla)