SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Selasa, 15 Januari 2019 14:58
Ya Tuhan!!! DBD Sudah Renggut Nyawa Murid TK
RUMAH DUKA: Suasana rumah duka korban penyakit DBD, yakni Olivia Eka Putri (5,3), dipenuhi sanak saudara yang datang untuk melayat, Senin (14/1).(ARHAM SAID/RADAR PALANGKA)

KUALA KURUN – Seorang anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), yakni Olivia Eka Putri (5,3) meninggal dunia, Senin (14/1), sekitar pukul 03.00 WIB dini hari di Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Kurun. Diduga bocah itu terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

”Berdasarkan hasil diagnosa dokter, ketika pertama kali dibawa ke RSUD Kuala Kurun, memang jumlah trombosit anak saya turun. Ketika dilakukan cek darah, juga positif DBD,” kata Raca Hadi (45), ayah korban di rumah duka, Senin (14/1).

Dia menuturkan, gejala awal anaknya terserang DBD terjadi pada Selasa (8/1) lalu. Saat itu, anaknya mengalami demam dan panas, namun hanya dirawat di rumah dan diberikan obat. Kemudian, kondisinya sempat membaik dan bermain di pekarangan rumah.

”Memang korban yang bersekolah TK nol besar tersebut, pada Selasa (8/1) lalu sempat terjatuh dan kepala terbentur. Kami berikan obat dan kondisinya sempat membaik,” ujarnya.

Setelah beberapa hari kemudian, lanjut dia, kondisi korban pada Kamis (10/1) kembali panas dan demam, sehingga langsung dibawa ke Puskesmas Tampang Tumbang Anjir untuk dilakukan pemeriksaan dan diberikan obat. Karena kondisinya tidak kunjung membaik, korban akhirnya dibawa ke BLUD RSUD Kuala Kurun.

”Pada Minggu (13/1) pukul 16.00 WIB, kami membawanya ke BLUD RSUD Kuala Kurun. Namun, 11 jam mendapatkan perawatan, nyawanya tidak dapat tertolong,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Gumas Maria Efianti mengatakan, terkait kasus penderita DBD yang meninggal dunia tersebut, pihaknya sudah menugaskan tim turun ke lapangan, dan laporannya akan disampaikan secara tertulis.

”Saya minta laporannya harus segera selesai, sehingga bisa telaah untuk secepatnya kita menentukan sikap selanjutnya. Sekarang kami menunggu hasilnya saja,” ujar Maria.

Dia menuturkan, kebanyakan penyebab pasien yang meninggal karena DBD karena pasien sudah masuk ke dalam fase Dengue Shock Syndrome (DSS). Artinya sindrom syok yang terjadi pada penderita DBD.

”Dari laporan secara lisan yang kami terima, korban memang sudah mengalami syok dan positif DBD,” tuturnya.

Sejauh ini, lanjut dia, berdasarkan laporan mingguan, penderita DBD di Gumas justru mengalami penurunan. Puncak penderita DBD terjadi pada minggu ke-50, yakni pertengahan Desember tahun 2018 sebanyak 18 kasus. Kemudian, minggu 51 ada 16 kasus, dan minggu ke 52 ada 12 kasus.

”Puncak penderita DBD yang paling banyak itu pada minggu ke 50. Namun sekarang ini, penderita penyakit DBD terus mengalami penurunan,” terangnya.

Terpisah, Direktur BLUD RSUD Kuala Kurun Rina Sari membenarkan adanya pasien yang meninggal karena DBD. Dari keterangan dokter yang merawatnya, ketika korban dibawa ke RSUD sudah dalam keadaan kritis dengan jumlah trombosit yang rendah.

”Kami sudah melakukan berbagai upaya untuk menangangi pasien DBD tersebut, namun karena keterlambatan dibawa ke RSUD, nyawa pasien tidak dapat tertolong,” pungkasnya. (arm/ign)

 


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers