SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Jumat, 25 Januari 2019 10:35
Seribu Hari Masa Keemasan Anak

Bekal Kepandaian Generasi Masa Depan

MASA KEEMASAN: Bayi berusia di bawah dua tahun masih dalam masa-masa keemasan, perlu jadi fokus utama orangtua untuk pertumbuhan selanjutnya.(VIVIN/RADAR SAMPIT)

SAAT menjadi orang tua, pertumbuhan buah hati tentulah menjadi fokus utama. Banyak yang belum memahami, sebenarnya pertumbuhan anak sendiri sudah terjadi selama masa seribu hari pertumbuhan sejak anak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun. Masa ini disebut juga sebagai golden period (masa keemasan).

Seberapa penting seribu hari masa keemasan anak ini? Ini yang harusnya wajib dipahami setiap orangtua.

Seribu hari masa keemasan anak adalah periode yang unik ketika kesehatan, pertumbuhan, dan pengembangan saraf yang optimal di sepanjang usia ditetapkan. Untuk lebih jelasnya, detail seribu hari tersebut, yaitu 280 hari dalam kandungan, 180 hari (usia 0-6 bulan), 60 hari (usia 6-8 bulan), 120 hari (usia 8-12 bulan), dan 360 hari (usia 12-24 bulan). Pada periode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna.

Periode ini juga dikenal dengan periode sensitif. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan anak begitu pesat terjadi pada masa ini. Periode ini juga dianggap sensitif karena jika sampai terjadi gangguan dalam periode tersebut, dapat menyebabkan dampak yang permanen dan berlangsung sepanjang hidup. Oleh karena itulah saat masih di bawah usia 2 tahun orang tua perlu lebih peka terhadap tumbuh kembang sang buah hati dan segera melakukan tindakan jika ditemukan gangguan.

Tumbuh kembang anak ini sangat berkaitan erat dengan kecukupan gizi dalam seribu hari pertama tersebut. Makanya, sejak dalam kandungan, gizi yang diberikan kepada sang janin haruslah sudah tercukupi dengan baik. Jika sudah mendapat asupan gizi yang cukup, maka saat lahir nantinya ia akan menjadi bayi yang sehat dan normal. Sehingga jangan heran kalau para ibu hamil selalu disarankan untuk menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar anak yang dilahirkan juga memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

 

ASI Ekslusif Wajib!

Banyak orang tua baru yang mungkin merasa gugup dan khawatir dengan hal ini. Sebenarnya, kekhawatiran berlebih tidak akan mengatasi masalah apapun. Justru, yang diperlukan adalah tindakan-tindakan demi membuat masa keemasan ini mampu dilalui anak dengan baik. Berikut cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak pada seribu hari masa keemasan mereka.

Saat masa kehamilan, ibu hamil perlu memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kecukupan gizi yang dibutuhkan janinnya. Dengan menyadari pentingnya hal ini, maka sesulit apapun rasanya untuk mengkonsumsi sesuatu, seorang ibu akan berusaha untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang baik dan terus menjaga kesehatannya.

Ketika bayi telah lahir, tindakan persalinan sangatlah berpengaruh sehingga diperlukan pertolongan tenaga medis yang berpengalaman. Selain itu Inisiasi Menyusui Dini juga sangat diperlukan. Disusul dengan diberikannya ASI eksklusif paling minimal 6 bulan.

Saat bayi berusia 6 hingga 24 bulan (2 tahun),  Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) menjadi hal yang cukup krusial pada masa ini. Gizi yang seimbang tentu masih terus diperhatikan. Jika memungkinkan, ASI juga tetap diberikan sampai bayi mencapai usia 2 tahun. Di samping itu, imunisasi yang lengkap dan berkala juga jangan sampai dilupakan.

Orang tua tentulah memiliki peran yang tak kalah pentingnya dalam masa keemasan anak ini. Semua orang tua diharapkan selalu melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak agar jika ditemukan penyimpangan seperti dalam pertumbuhan misalnya anak pendek atau stunting, atau dalam perkembangan misalnya anak terlambat merangkak, dan lainnya. Melakukan tindakan untuk menghadapi gangguan ini harus sesegera mungkin sebelum anak melewati masa keemasan mereka.

 

Gagal, Stunting Mengancam

Di Indonesia, sekitar 37 persen (hampir 9 juta) anak balita mengalami stunting (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas 2013) dan di seluruh dunia, Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.

Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Beberapa waktu lalu Plh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng, Setiyawati Kusmawijaya, menjelaskan stunting adalah Kondisi gagal pertumbuhan pada anak yaitu pertumbuhan tubuh dan otak. Hal ini akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya, dan memiliki keterlambatan dalam berfikir.

Djelaskannya, daerah stunting di Kalteng didominasi  Kabupaten Barito Timur (Bartim). Karena di sana ada 10 desa dari empat kecamatan dengan jumlah datanya 2.000 lebih.

“Maka dari itu saat ini kita sedang berupaya mencegah terjadinya pertambahan jumlah stunting,” jelasnya

Setiyawati melanjutkan, pada tahun ini pihaknya sudah menyusu program untuk mencegah stunting di wilayah tersebut. Antara lain melakukan program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat, terutama kepada ibu-ibu hamil.

“Kita melakukan pencegahan melalui istilah yang dikenal dengan 1000 hari masa kehidupan. Karena dari bertemunya sel telur dan sperma, sudah ada kehidupan dalam kandungan,” ungkapnya.

Menurut BKKBN, Pemerintah Indonesia merancang dua kerangka besar Intervensi Stunting, yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif. Intervensi Gizi Spesifik, ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30 persen penurunan stunting. Kemudian kegiatan intervensi gizi spesifik,  yang dilakukan oleh sektor kesehatan dengan sasaran intervensi dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita.

BKKBN termasuk ke dalam tim intervensi percepatan penurunan pervalensi stunting yang bergerak di intervensi gizi sensitif melalui pengasuhan bagi orangtua dan anggota keluarga yang memiliki balita yang dikenal dengan program Bina Keluarga Balita (BKB). (esy/vin)

 

 

 

 

 


BACA JUGA

Kamis, 28 Maret 2024 12:14

Optimalkan Roda Pemerintahan di 2024

PALANGKARAYA-Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran,  memimpin  Rapat Koordinasi Optimalisasi…

Selasa, 26 Maret 2024 12:54

Realisasi PAD Kalteng Tahun 2023 Lebihi Target

PALANGKA RAYA- Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo membacakan…

Kamis, 21 Maret 2024 12:25

Pasar Murah Stabilkan Harga Pangan dan Atasi Inflasi

KUALA KAPUAS – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), terus bergerak…

Kamis, 14 Maret 2024 12:28

Gubernur Ajak Masyarakat Agar Gemar Berbagi

PALANGKA RAYA- Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran,  mengajak masyarakat…

Kamis, 07 Maret 2024 13:13

Pemprov Dukung OJK dalam Pengembangan Ekonomi

PALANGKARAYA- Wakil Gubernur (wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo bersama…

Selasa, 05 Maret 2024 13:05

Pemprov Kalteng Persiapkan Festival Ramadan

PALANGKARAYA-Menyambut dan memeriahkan Bulan Ramadan 1445 Hijriah yang sebentar lagi…

Kamis, 29 Februari 2024 12:52

Pemprov Apresiasi FKUB Award

PALANGKARAYA- Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, menghadiri penyerahan…

Selasa, 27 Februari 2024 12:05

Dorong Pj Bupati dan Pj Walikota Majukan Pembangunan

PALANGKA RAYA-Wakil Gubernur (wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo, membuka…

Jumat, 23 Februari 2024 09:52

Wagub dan Kadis Diskominfo Hadiri Puncak HPN

JAKARTA-Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng)  Edy Pratowo bersama Kepala…

Selasa, 20 Februari 2024 13:06

Pemprov Terus Gelar Pasar Penyimbang

PALANGKA RAYA- Demi mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok agar…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers