SAMPIT – Empat hari sudah Julhaidir (35) alias Ijul, korban keganasan buaya di Dusun Seranggas, dirawat pascaserangan, Jumat (1/2). Namun, buaya penyantap tangan itu tak kunjung tertangkap.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pun masih berjuang menangkapnya. Salah caranya dengan memasang perangkap menggunakan umpan bebek hidup. ”Belum ada perkembangan,” kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah, Senin (4/2).
Petugas BKSDA mencoba menangkap buaya dengan dua cara, yakni memancing dan memasang perangkap. Pancing dipasang di sekitar tempat Ijul diserang, sedangkan perangkap besi dipasang di kawasan tempat buaya itu sering muncul.
”Buayanya ini pasti berpindah-pindah. Tapi, atas saran warga di sebelah Hulu tempat terjadinya serangan, makanya kami pasang perangkap di situ,” jelas Muri.
BKSDA kesulitan meinventarisasi jenis buaya itu karena serangan terjadi saat malam hari. Tidak ada saksi yang melihat. Namun, diyakini buaya yang menyerang Ijul berjenis buaya muara.
Sementara itu, kejadian yang menimpa Ijul menuai empati dari komunitas sosial di Sampit. Salah satunya Beramian Beramian Online Orang Sampit dan sekitarnya (BOOS). Pengurus komunitas tersebut menyambangi dan menggalang dana untuk Ijul, Minggu (4/2).
”Ini aksi spontan yang kami lakukan. Selain bantuan menggalang dana, kami juga berupaya membantu kepengurusan kartu keluarga, KTP, hingga kepesertaan BPJS Kesehatannya,” kata Ketua BOOS Zainuri.
Seperti diketahui, insiden penyerangan buaya terhadap manusia kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur. Julhaidir, warga Dusun Seranggas, Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, disambar predator mematikan itu, saat mandi. Akibatnya, tangan kirinya putus. (oes/ign)