SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Rabu, 06 Februari 2019 12:14
Sempat Bersinar saat Demam Batu, Kini Mulai Meredup Lagi

Melihat Eksistensi Pengrajin Batu Kecubung di Sukamara

PENJUAL BATU PERHIASAN: Salah satu kios penjual perhiasan dengan berbagai jenis batu, termasuk Kecubung yang masih bertahan hingga saat ini di Kota Sukamara.( FAUZIANNUR/RADAR SAMPIT)

Kota Sukamara berjuluk Kota Permata. Permata yang dimaksud tak lain adalah Batu Kecubung (amethyst). Batu mineral kuarsa ini beragam warna, tetapi yang lebih dikenal dengan warna ungu. Di pasaran dijual berbagai bentuk, harga berkisar puluhan ribu sampai puluhan juta rupiah, bergantung kualitas batu dan ukuran. 

Fauziannur, Sukamara 

JIKA bertandang ke Sukamara, umumnya yang dicari pertama kali oleh para pendatang adalah batu kecubung. Batu yang termasuk kelas batu mulia atau permata kelas 2 dengan kekerasan 7 pada skal Mohs tersebut selalu diburu sebagai cindera mata dari Sukamara. Namun sayang, keberadaannya tak lagi sebanyak era tahun 80-an.

Dulu, menemukan pengrajin batu mulia ini cukup mudah. Bahkan terdapat sebuah jalan yang hampir semua warganya bekerja sebagai pengrajin batu, sampai-sampai jalan tersebut dinamakan Jalan Kecubung.

Seiring sulitnya mencari bahan baku, peralihan lapangan pekerjaan warga, jumlah pengrajin pun sedikit demi sedikit berkurang, hingga saat ini jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Era 80-an, batu ini cukup dikenal di luar daerah seperti Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel), Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) hingga pulau Jawa. Saat era keemasan kayu di Kalimantan, kerajinan batu menjadi primadona mata pencaharian warga.

Kala itu, pengumpul batu cukup banyak, terutama dari Pontianak, Kalbar. Mereka selain datang sebagai pengangkut kayu, sekaligus membeli batu-batu hasil olahan tangan warga.

“Dulu penampungnya banyak dari Pontianak. Sekali jual bukan hitungan ratusan set, tetapi ribuan set. Harga jualnya cukup murah, sekitar tiga sampai lima ribu rupiah saja per set. Satu set batu terdiri dari mata cincin, mata kalung dan mata giwang,” terang Rusmani, salah seorang pengrajin batu.

Namun meredupnya era perkayuan menyebabkan jumlah pembeli berkurang. Apalagi bahan baku mulai sulit dicari, ditambah banyaknya perusahaan perkebunan mulai dibuka, sehingga banyak warga yang biasa bekerja pencari batu beralih pekerjaan dan sebagian bekerja di perusahaan perkebunan.

“Dulu bahan baku banyak dibeli dari Ajang, Lupu, Semantun, Nibung Terjun. Kualitas batu disana sangat bagus,” cerita Rusmani.

Sempat meredup puluhan tahun, mendadak kembali bersinar dikala masyarakat Indonesia demam batu sekitaran tahun 2015 silam. Pengrajin yang sebelumnya beralih pekerjaan mulai kembali menekuni keahlian lama mereka. Namun naik daunnya batu mulia ini tak bertahan lama. Demam batu mulai sembuh, pasar batu kecubung pun mulai dingin lagi.  

“Memang sekarang pembeli sudah berkurang, tetapi tidak sepi seperti sebelumnya. Masih ada pengrajinnya dan menjual ke luar Sukamara. Di Jawa masih banyak peminatnya dan harga tidak seperti musim batu. Sekarang sudah turun harga,” tambah Amat, pengrajin batu lainnya. (*/fm)

 


BACA JUGA

Kamis, 21 Maret 2024 16:07

Petani Sawit Lamandau Bersertifikat RSPO Dapat Insentif

NANGA BULIK - Ratusan petani swadaya kelapa sawit di Desa…

Selasa, 30 Januari 2024 19:07

Dukung Pengembangan Pertanian, Pj Bupati Kobar Resmikan Penggilingan Padi di Desa Palih Baru

PANGKALAN BUN, radarsampit.com - Untuk mendukung produksi pangan di Kabupaten…

Rabu, 24 Januari 2024 11:13

Korban Mobil Ugal-ugalan di Pangkalan Bun Masih Koma

Empat korban pengemudi mobil ugal-ugalan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin…

Selasa, 23 Januari 2024 01:06

Seruduk Tiga Pemotor, Mobil Remuk Diamuk Massa di Pangkalan Bun

Sebuah mobil dengan nomor pelat KH **** RA di Pangkalan…

Selasa, 23 Januari 2024 00:55

Kamar Pasien Kelas III RSSI Pangkalan Bun Perlu Penambahan

Sejumlah fasilitas dan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum…

Selasa, 23 Januari 2024 00:53

ODGJ Kian Menjamur di Pangkalan Bun

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kian menjamur di Kota Pangkalan…

Senin, 22 Januari 2024 19:40

Pj Bupati Kobar Budi Santosa Ingin Kembalikan Adipura ke Kota Pangkalan Bun

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di bawah…

Minggu, 21 Januari 2024 11:45

Rody, Juni, atau Aida yang Bakal Jadi Sekda Kobar?

Dari delapan calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Barat yang…

Minggu, 21 Januari 2024 11:17

Warga Pangkalan Bun Keluhkan Ceceran Sampah dari Truk Pengangkut

Aktivitas truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten…

Minggu, 21 Januari 2024 11:13

Dua Joki Judi Online di Pangkalan Bun Diringkus Polisi

Polres Kotawaringin Barat berhasil mengungkap praktek perjudian online dengan meringkus…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers