PALANGKA RAYA – Ratusan ribu bibit pohon siap dibagikan gratis untuk para petani di wilayah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dan Katingan. Distribusi bibit ini bagian dari Program 1 Million Trees (1 Juta Pohon) yang diprakarsai oleh Fairventures Worldwide, sebuah lembaga non pemerintah (NGO) yang berbasis dari Stuttgart, Jerman
Menurut Assistant Communication Fairventures Worldwide Monalisa, tahun ini pembagian bibit tersebut memasuki musim tanam kelima.
“Sekitar 112.000 bibit pohon siap untuk didistribusikan tahun ini kepada 162 petani yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunung Mas dan Katingan,” terangnya kepada Radar Palangka, di ruang kerjanya Senin (4/2).
Dijelaskannya, program yang ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia serta Kementerian Lingkungan Hidup Jerman untuk merealisasikan proyek Rehabilitasi Bentang Alam (Forest Landscape Restoration) terdegradasi di Kalimantan
“Fairventures Worldwide sudah bekerja dengan petani kecil di Kalteng sejak tahun 2014. Hingga saat ini telah membagikan kurang lebih 850.000 bibit pohon,” paparnya lagi.
Ia pun menjelaskan, jenis bibit pohon yang dipilih adalah jenis kayu cepat tumbuh seperti Sengon, Jabon, Akasia, dan juga spesies kayu lokal seperti Hantangan. Pohon ini dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi bagi masyarakat sekaligus membantu mengembalikan kesuburan tanah yang terdegradasi.
Selain itu, di sela-sela pohon juga dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman seperti kacang tanah, rempah-rempah, kopi dan kakao, sebagai alternatif pendapatan jangka pendek bagi masyarakat.
“Program ini dilengkapi dengan sistem monitoring dengan citra satelit dan drone, tujuannya adalah agar kita dapat memantau sebaran lahan terdegradasi yang sudah ditanami oleh petani 1 Juta Pohon. Sistem monitoring ini dapat diakses oleh publik di map.fairventures.openforests.com,” jelasnya.
Monalisa juga menyebut, selain membagikan bibit gratis dan pupuk untuk daerah dengan tingkat degradasi tinggi serta pelatihan bagi masyarakat, Fairventures Worldwide juga berfokus pada pengembangan rantai nilai produk untuk menghubungkan akses pasar bagi produk yang dihasilkan masyarakat, baik produk kayu maupun non-kayu.
“Tujuan utama program ini adalah menciptakan alternatif pendapatan bagi masyarakat dan memberikan dampak positif bagi lingkungan,” tandasnya. (vin)
