PANGKALAN BUN- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) pusat menggelar sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2019 di Aula BPBD Kobar, Kamis (14/2).
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri perwakilan Radio Republik Indonesia (RRI) Pro 3 Pusat, Pandu Wicaksono dan Juliano. BPBD juga mengundang jajaran TNI, Polri, Tagana, Camat, Lurah, Masyarakat peduli api dan para relawan yang berjumlah ratusan orang.
Sekretaris BPBD Kobar Hermayadi mengatakan, setiap tahun Kabupaten Kobar selalu mengalami kebakarn hutan dan lahan. Ini dipicu karena meningkatnya suhu panas saat musim kemarau dan ada campur tangan manusia yang dengan sengaja atau tidak membakar hutan dalan lahan.
“Maka untuk mengantisipasi Karhutla 2019, kami dari BPBD Kobar bekerjasama dengan RRI menggelar sosialisasi pencegahan karhutla,” kata Harmayadi.
Menurutnya sosialisasi dengan melibatkan banyak pihak ini sebagai bentuk pencegahan sejak dini. Pencegahan dini akan menekan efek lanjutan atau akibat dari kebakaran tersebut.
“Dengan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, upaya pencegahan jauh lebih baik. Termasuk melakukan optimalisasi dan sosialisasi. Sehingga masyarakat Kobar lebih sadar dan kedepan tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar hutan dan lahan,” ujarnya.
Dari beberapa kejadian karhutla, tentu menimbulkan dampak negatif. Diantaranya asap yang bisa mengganggu kesehatan. Disisi lain asap dari kebakaran hutan juga bisa menganggu aktivitas masyarakat. Maka harus dijaga bersama, agar tahun 2019 ini kebakaran hutan dapat diminimalisir.
“Dampak lainnya dari karhutla ini tentu adanya kerugian yang besar. Tahun 2018 lalu total ada 275 titik panas yang terpantau satelit dan lahan yang terbakar mencapai 2.130 hektare,” jelasnya.
Upaya yang telah dilakukan dengan memaksimalkan upaya pemadaman dengan metode water bombing menggunakan helikopter untuk menjangkau kebakaran di dalam hutan. Sedangkan untuk kebakaran yang masih bisa dijangkau dengan memaksimalkan tim gabungan dari BPBD, Damkar, TNI, Polri, Tagana, masyarajat peduli api dan para relawan.
“Nampaknya, dengan komitmen bersama kita jauh lebih siap menghadapi Karhutla. Karena kita sudah punya strategi untuk mengantisipasi Karhutla. Serta melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak membakar hutan dan lahan lagi,” bebernya.
Sementara itu Pandu Wicaksono, perwakilan RRI Pro 3 Pusat mengatakan, kasus karhutla di Indonesia ini menjadi perhatian serius pemerintah. Dan RRI pun juga mempunyai tanggung jawab untuk ikut menyebarluaskan informasi terkait antisipasi karhutla.
“Salah satunya upaya kita dari RRI adalah menjalin kerjasama dengan BPBD Kobar untuk menggelar pencegahan karhutla. Ini sebagai antisipasi kebakaran di daerah ini. Antusiasnya sangat besar dan kita harap kedepan karhutla dapat diminimalisir,” pungkasnya. (rin/soc/sla)