SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 21 Februari 2019 15:30
Gara-Gara Parkir Elektronik Pasar Ikan Terdampak, Pedagang Ancam Demo
SEPI PEMBELI: Suasana pasar ikan PPM Sampit yang mulai sepi pembeli sejak berlakunya sistem parkir elektronik. Pedagang berniat melakukan aksi unjuk rasa ke Pemkab Kotim agar sistem itu dihentikan.(DWI CIPTA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Persatuan pedagang pasar ikan di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit mengancam akan melakukan aksi demo ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim). Mereka protes dengan penerapan sistem parkir elektronik yang berimbas sepinya pasar ikan.

Para pedagang menilai keberadaan parkir elektronik yang diberlakukan sejak awal Februari 2019 lalu itu merugikan pedagang. ”Pengunjung sepi, yang rugi kami. Kami berharap jangan diberlakukan," kata H Dahlan, Ketua Pedagang Pasar Ikan PPM, Rabu (20/1).

Eli, pedagang ayam mengaku menolak parkir elektronik sejak awal. Sistem itu dinilai menyulitkan pengunjung. Warga kemudian enggan mendatangi pasar ikan. Omset dagangannya anjlok hingga 50 persen sejak berlakunya parkir elektronik.

Aksi dilakukan karena pemkab dinilai tidak merespons dengan baik keluhan pedagang. Ada sekitar 200 pedagang yang merasakan lesunya penjualan. ”Kalau masih (diberlakukan parkir elektronik), terpaksa kami demo," kata Eli.

Hal yang sama diungkapkan Kiki. Pedagang ayam ini menuturkan, pembeli memilih belanja ke Pasar Subuh karena parkirnya lebih praktis. ”Kalau di sini pembeli disulitkan dengan parkir elektronik. Kenapa sih harus dibuat di sini? Kenapa tidak diberlakukan di jalan utama sana saja. Jangan di sini!” tegasnya.

Mereka mendesak agar parkir elektronik tak diberlakukan meski sistem itu baru uji coba selama dua bulan. ”Jangankan dua bulan, baru 20 hari saja kami sudah rugi. Lihat saja, sepi seperti ini," ujarnya.

Pedagang berharap pembeli tak dipersulit dengan parkir itu. Parkir elektronik bukan solusi, justru membuat daya beli berkurang. ”Selama ini mendongkrak daya beli saja sulit. Malah dibuat parkir yang membuatnya semakin menurun," kata Kiki.

”Kalau mau buat parkir elektronik itu jangan di sini. Ini bukan milik pribadi. Beda kalau di mall, itu bisa dilakukan," tambahnya.

Menurut dia, sistem itu menyulitkan pengunjung datang ke kawasan itu. ”Belum lagi saat ramai seperti Lebaran. Hari biasa saja antre. Makanya pengunjung malas," kata dia.

Pedagang Daging, Pansyah, mendesak agar parkir elektronik itu dihentikan. ”Sejak diberlakukan parkir itu, pengunjung sepi, yang rugi kami," kata Pansyah.

Sementara itu, Yosi, warga sekitar mengaku enggan masuk ke areal PPM.”Saya lebih baik beli ikan di Pasar Subuh. Turun dari motor langsung parkir. Tidak usah pakai tombol macam-macam,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dishub Kotim, Fadlian Noor menegaskan, adanya pro-kontra yang mewarnai   penerapan e-parking merupakan hal yang wajar. Menurutnya, penerapan e-parkir tersebut merupakan kemajuan era digital.

”E-parking untuk wilayah pusat perbelanjaan milik Pemkab Kotim adalah yang pertama diberlakukan. Hal ini untuk peningkatan pelayanan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda)  Nomor 5 Tahun 2018,” terangnya. (ang/ign)

 

 

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers