SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 15 Maret 2019 09:50
Bambang Haryo Kritik Kebijakan Jokowi Soal Hutan dan Kondisi Orangutan 
Bambang Haryo Soekartono

JAKARTA- Kebijakan Pemerintahan Jokowi di sektor kehutanan mendapat kritik dari anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono. Menurutnya dalam Undang-Undang kehutanan nomor 41 tahun 1999 seharusnya pemerintah wajib merawat dan memperbaiki hutan yang kondisinya rusak tetapi pemerintah malah menjadikan masyarakat untuk melakukan tugas pemerintah untuk merawat dan memperbaiki hutan dengan program kehutanan sosial untuk 7juta orang boleh masuk hutan dan menempati 14 juta hektar untuk masa konsesi 30 tahun. 

"Ini adalah penipuan anggaran kehutanan yang ditujukan pada rakyat yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah dimana anggaran dari kehutanan telah dinaikkan dari 3.5 triliun pada 2012 menjadi 7,8 triliun di 2019,"ungkapnya.

Ia melanjutkan bahwa pemerintah seakan mau menjadikan masyarakat sebagai tumbal untuk menjaga hutan, padahal itu adalah kewajiban Negara, sekarang ini ada 7 juta orang, untuk 14 juta hektar dimasa 30 tahun, diberikan melalui kehutanan sosial.

Disamping itu, Kata Anggota Banggar DPR-RI ini, orang yang merawat hutan ini, yang jumlahnya 7 juta orang, selain merawat, dia diminta untuk bercocok tanam didalam hutan

"Lah, Kalau bercocok tanam disitu, maka tidak akan jadi hutan lagi, maka jadi persawahan disitu. Semua itu adalah satu kesalahan kebijakan,"tegasnya.

Jadi, lanjut Bambang, Hutan sebagai sumber air dan ekosistem kehidupan flora dan fauna harusnya dilindungi dan sterilkan dari manusia.

Bambang juga menyentil Presiden Jokowi yang sebagai alumni kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM)  tidak punya jiwa memproteksi hutan. 

"Buat apa sekolah kehutanan, tapi tidak paham dan peduli terhadap masalah kehutanan bagaimana hutan harus diprotek, dirawat, dan diperbaiki yg rusak. Sangat kebangetan sikap presiden itu,"Kritik Bambang.

Di Swedia menurut data yang diperoleh Bambang, 80 persen wilayah negara adalah hutan. Walaupun Presidennya bukan lulusan kehutanan tetapi bisa cerdas dan praktik terhadap penanganan hutan-nya daripada Presiden jokowi yang katanya asli belajar di kehutanan 

"Memang Presiden harus cerdas dan komit terhadap keahliannya bukan hanya pencitraan yang tidak bermanfaat." Ungkap Bambang

Sementara itu, akibat kerusakan hutan ekosistem satwa di Kawasan hutan akibat rambahan hutan dari kebijakan kehutanan social menjadi tidak bisa melangsungkan hidup lantaran di bantai secara membabi buta karena dianggap hama.

"Seperti kematian orang hutan akibat tembakan 76 peluru senapan angin yang mengenai matanya dan badannya di Aceh maret 2019 yang masih mempunyai anak dalam kondisi kritis akibat syok melihat ibunya akhirnya mati. Kejadian ini berkali-kali di tahun 2018 diwilayah Kalimantan tengah dan menurut data peneliti dikatakan 100 ribu orang utan di Indonesia telah mati mengenaskan 

Karena itu, Presiden Jokowi harus bertanggung jawab atas kerusakan hutan dan seisinya dengan membiarkan hutan rusak akibat tidak dirawat, dihancurkan untuk kelapa sawit serta penambangan batu bara. Juga salah didalam pengangkatan Menteri yg mempunyai disiplin ilmu pertanian bertolak belakang dengan kehutanan.(sam)

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers