PALANGKA RAYA – Cuaca panas beberapa minggu belakangan bisa menjadi tanda akan masuknya musim kemarau. Kabid Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Koffeno Nahan mengatakan, tahun ini diprediksi kemarau akan berlangsung lebih panjang.
”Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng, musim kemarau terhitung mulai berlangsung saat ini dan akan terjadi sampai November mendatang,” katanya, (1/4).
Koffeno menuturkan, sebagai bentuk antisipasi dari prediksi panjangnya musim kemarau, pemerintah secara terpusat telah memerintahkan setiap daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk mempersiapkan langkah-langkah pengendalian karhutla.
”Berkaca dari provinsi tetangga, seperti Kalbar yang baru-baru ini ditemukan 29 titik hotspot (titik panas), maka k0ita harus siapkan langkah antisipasi. Terlebih kemarau tahun ini tidak bisa diprediksi bulan apa saja yang bersifat ekstrim,” ujarnya.
Guna menyikapi ancaman karhutla tahun ini, lanjutnya, pemerintah pusat juga telah mengingatkan daerah rawan karhutla. Koordinasi dalam penanggulangnan dan pencegahan akan melekat secara langsung ke kepala daerah melalui satgas masing-masing.
”Pemerintah Kota Palangka Raya dipimpin langsung wali kota melalui satgas penanggulangnan dan pencegahan karhutla, telah mempersiapkan langkah antisipasi menyikapi peralihan musim tahun ini. Terutama ancaman karhutla yang biasanya akan muncul,” terangnya.
Untuk wilayah Palangka Raya, dka menambahkan, ada enam kelurahan yang harus diwaspadai sebagai wilayah rawan karhutla. ”Kelurahan Habaring Hurung dan Kelurahan Kalampangan serta empat kelurahan lainnya di Palangka Raya ditetapkan sebagai zona merah yang harus diawasi terhdap kemunculan titik panas,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, secara khusus Pemkot Palangka Raya melalui BPBD serta tim satgas penanggulangnan dan pencegahan karhutla jauh-jauh hari telah lebih waspada dan melakukan kerja efektif guna mengantisipasi karhutla.
”Tahun 2015 menjadi tahun kelam, di mana wilayah Palangka Raya mengalami bencana asap yang ditimbulkan dari karhutla. Maka itu, upaya pencegahan sejak dini dilakukan, baik kopordinasi melekat dan kesiapan sarana prasarana pencegahan,” tutupnya. (agf/ign)