NANGA BULIK – Ribuan ikan di Sungai Kujan, Kecamatan Bulik ditemukan mati mendadak. Kejadian tak biasa itu diketahui saat warga setempat mencari ikan di salah satu anak Sungai Lamandau tersebut, Rabu (10/4).
Kepala Urusan Keuangan Desa Kujan Handoko mengatakan bahwa pemerintah desa baru mengetahui kejadian itu setelah adanya laporan dari masyarakat.
“Warga melapor ke kantor desa, mereka merasa resah karena khawatir kematian ikan-ikan itu akibat pencemaran dari limbah pabrik. Padahal selama ini sungai tersebut menajdi salah satu tempat mata pencaharian warga,” ungkapnya, kamis (11/4)
Atas laporan tersebut, ia dan Pj Kades Kujan Edy Purwanto dan salah seorang warga setempat telah melakukan penelusuran awal untuk mencari penyebab kematian ribuan ikan tersebut.
“Sebab selain temuan ikan mati, ada juga keluhan warga yang gatal setelah mandi di sungai tersebut,” katanya.
Menurutnya hasil penelusuran tersebut memang ditemukan sejumlah ikan mati yang juga telah mulai membusuk dan mengambang di permukaan air. Namun perahu yang mereka tumpangi tidak bisa masuk lebih jauh ke hulu karena banyaknya kayu yang melintang di perairan sungai dengan lebar sekitar 2,5 meter itu.
Tapi saat mendengar informasi bahwa jumlah ikan yang mati lebih banyak di bagian hulu, penelusuran kembali dilakukan melalui jalur darat, hingga sampai di teluk sungai yang dijuluki warga sebagai Lubang Buaya.
Bau busuk menyeruak di lokasi tersebut, padahal saat mereka masih berjarak sekitar 10 meter dari sungai. Saat mereka mendekat, akhirnya diketahui ada ribuan ikan yang mengambang dan telah membusuk.
“Kita belum mengetahui sebabnya, hanya saja warga menduga akibat limbah pabrik dari PT SAL yang bocor. Tapi kita tidak bisa menuduh sembarangan, perlu diselidiki dengan benar apakah memang penyebab kematian ikan ini akibat limbah atau hal lain,” terang Edy Purwanto, Pj Kades Kujan.
Tak ingin menjadi fitnah pihaknya langsung melakukan konfirmasi untuk memastikan hal tersebut. Selain itu mereka juga mengambil sampel air di lokasi tersebut, baik yang berasal dari sungai maupun dari pinggiran kolam limbah yang tampak mengeluarkan rembesan.
“Kejadian ini akan kita laporkan ke pemerintah Kabupaten Lamandau. Kami harap instansi terkait bisa menindaklanjuti keluhan masyarakat ini. Kemudian penyebab kejadian ini bisa segera ditemukan dan menindak tegas jika memang terbukti,” kata Edy Purwanto.
Sementara itu pihak perusahaan menampik jika ada kolam limbahnya yang bocor, sehingga memicu kematian ikan di sungai tersebut. Menurut perwakilan perusahaan saat ini sebanyak 19 kolam limbah telah ditelusuri satu persatu hingga ujung dan tidak ditemukan kebocoran.
“Kami baru mendengar adanya keluhan tersebut. Karyawan kita juga telah mengecek ph air di muara sungai yang terdekat dengan kolam limbah terakhir dan hasilnya normal,” ungkap Berto, Mill Manager PT SAL.
Ia menegaskan bahwa pihak perusahaan sampai saat ini tidak membuang limbah ke sungai, karena kolam limbah terakhir masih kosong. Berto juga menjelaskan bahwa pihaknya juga masih menunggu selesainya perizinan untuk bisa melakukan pembuangan limbah yang telah melalui pengolahan ke sungai. (mex/sla)