SAMPIT – Masa tenang pemilu diduga dimanfaatkan sebagian caleg untuk melakukan operasi senyap menebar uang ke pemilih. Dengan tangan terbuka, pemilih ”menggasak” uang oknum caleg itu meski dari orang yang berbeda. Imbasnya, mereka bingung memilih caleg yang uang itu semuanya dari oknum yang bertarung di tingkat kabupaten.
Kabar merebaknya politik uang terjadi di Dapil IV, meliputi Cempaga, Cempaga Hulu, Telawang, dan Kotabesi. Selain itu, juga terjadi di Dapil II, Kecamatan Baamang dan Seranau.
Informasi yang diperoleh Radar Sampit, distribusi uang dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Oknum caleg memiliki tim kepercayaan di lapangan yang bertugas membagikan.
Pembagian fulus tidak langsung diberikan kepada masyarakat, tetapi melalui koordinator di setiap lingkungan. Kebanyakan melalui oknum ketua rukun tetangga (RT). Distribusi itu kebanyakan dilakukan menjelang masa tenang. Namun masih ada di masa tenang.
Tidak semua masyarakat mendapatkan uang. Hanya bagi mereka yang sudah terdata masuk dalam daftar pemilih tetap. Menggunakan data yang sudah diverifikasi, pemilih diberi sebesar Rp 100-150 ribu.
”Sepertinya memang rata-rata caleg yang modalnya kuat memang mainnya begitu,” kata seorang pemilih di daerah Cempaga kepada Radar Sampit. Dia meminta namanya dirahasiakan.
Pemilih ini mengaku ikut kecipratan. Tak hanya dia, tapi juga orang di rumahnya kebagian. ”Kalau tidak salah ada tiga tim caleg yang sudah memberikan melalui tim,” ujarnya tanpa menyebutkan nama caleg yang dimaksud.
Meski demikian, dia mengaku bingung mau memilih caleg yang membagikan uang itu, lantaran semuanya mencalon di tingkat kabupaten. ”Rasanya tidak enak kalau milih salah satu, karena kami sudah ambil uangnya,” ujarnya.
Sementara itu, di Kecamatan Baamang, sejumlah pemuda membentuk tim antimoney politic. Tim yang berdomisili di Baamang Hulu itu hampir setiap malam berjaga di masa tenang ini. Apabila ada yang mencurigakan, akan langsung diperiksa.
”Tugasnya jaga malam dan mengawasi orang mencurigakan masuk ke kampung dan tidak dikenal,” kata Bagus, salah seorang anggota tim.
Sebelumnya, Bawaslu Kotim mengaku sudah mencurigai terjadinya politik uang yang dilakukan sejumlah caleg. Sayangnya mereka belum mau membeberkan secara rinci. Bawaslu beralasan masih melakukan pendalaman.
"Informasi politik uang tersebut memang ada di beberapa tempat, namun masih kami dalami untuk mengarah ke siapa, tapi yang jelas ada indikasi," kata Ketua Bawaslu Kotim Tohari.(ang/hgn/ign)