SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 30 April 2019 16:57
YA AMPUNN...!!! Banjir Meluas di Dua Kabupaten, Ratusan Warga Mengungsi
TERENDAM BANJIR: Salah satu wilayah yang terdampak banjir. (IST)

NANGA BULIK – Banjir yang terjadi di dua kabupaten, Lamandau dan Kapuas, kian meluas. Di Lamandau, ada 16 desa dan kelurahan terdampak dan mengakibatkan ratusan rumah warga terendam, Senin (29/4).

Kepala Pelaksana BPBD Lamandau Tiryan Kuderon mengatakan, walaupun belum ada peringatan bencana resmi dari BMKG, pihaknya mengimbau masyarakat agar terus waspada.

”Karena berdasarkan hasil pantauan ketinggian muak air di DAS Lamandau dan sekitarnya, berstatus potensi banjir,” jelasnya.

Hasil pantauan sementara dari tim yang diterjunkan ke lapangan, banjir terjadi di Kecamatan Menthobi Raya meliputi Desa Lubuk Hiju, Kecamatan Bulik Timur di Desa Pedongatan dan Nanga Palikodan. Kemudian Kecamatan Belantikan Raya banjir terjadi di Desa Bintang Mengalih, Batu Slipi, dan Bayat.

Selanjutnya, Kecamatan Lamandau, banjir terjadi di Desa Panopa, Karang Taba, Kawa, Cuhai, Tanjung Beringin, Sungai Tuat, dan Tapin Bini.

”Pengumpulan informasi kami lakukan via komunikasi medsos dan laporan masyarakat. Kami ita juga memonitor perkembangan DAS Lamandau serta kondisi cuaca. Tim juga berpatroli dan ground check kondisi banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lebih dari dua jam (hujan pada 28 April 2019) merata di wilayah Kabupaten Lamandau,” jelasnya.

Tim Patroli TRC BPBD, lanjutnya, terbagi dalam tiga tim yang memantau jalur Kecamatan Delang - Lamandau, jalur Kecamatan Belantikan Raya, dan Jalur Kecamatan Menthobi Raya -  Bulik Timur .

”Hasil giat patroli, kondisi banjir jalur Kecamatan Delang belum bisa dijangkau atau dilalui, karena jalan poros terendam air mulai dari perbatasan Desa Penopa dan Karang Taba dengan ketinggian air sekitar100 sentimeter,” tuturnya.

Kemudian, wilayah Kecamatan Lamandau di Desa Penopa ada 27 kepala keluarga yang terdampak. Dua di antaranya, air sudah masuk rumah dengan ketinggian sekitar 12 dan 15 sentimeter dari lantai. Satu unit Pustu juga ikut terendam. Debit air akan bertambah karena curah hujan lebat dan kondisi air cenderung naik.

”Di Kelurahan Tapin Bini dan Desa Samu Jaya, kami belum dapat data pasti, karena saat patroli ke sana, hujan sangat deras. Untuk Penopa – Suja – Tapin Bini tidak bisa dilewati karena banjir sepanjang  500 meter dan kedalaman sekitar 150 sentimeter,” jelasnya. 

Di Desa Pedongatan, sebanyak 46 kepala keluarga terdampak banjir. Sebagian air sudah masuk rumah dengan ketinggian sekitar 30 - 40 sentimeter dari lantai. Fasum/fasos yang terendam ada 1 unit Balai Desa, 1 unit rumah adat, dan 1 unit kantor koperasi.

Untuk Desa Nanga Palikodan, sebanyak 14 kepala keluarga terdampak. Lalu di Desa Bintang Mengalih 50 kepala keluarga. Desa Batu Selipi, rumah yang terendam ada delapan unit, terdampak 23 rumah, dan 25 rumah. Akses jalan terputus (terkepung banjir) dengan kondisi air masih bertahan.

”Lalu, di Desa Bayat tidak ada rumah yang terendam, tapi akses jalan di RT 02 terputus dengan kedalaman air sekitar 60 -70 sentimeter dan kondisi air masih bertahan,” tambahnya.

Terpisah, Wakil Bupati Lamandau Riko Porwanto saat meninjau langsung sejumlah lokasi banjir langsung memerintahkan Dinas PUPR mengirimkan mobil longbed untuk membantu menyeberangkan kendaraan minibus kecil yang tidak bisa melintasi banjir.

”Dari pantauan kami ke beberapa titik banjir, terutama di jalur jalan negara penghubung antar-Provinsi Kalteng dan Kalbar, tepatnya di Desa Penopa, Karang Taba, Kawa, Sungai Tuat dan Tanjung beringin, kondisi air masih menggenangi jalan poros. Bahkan ada yang setinggi pinggang orang dewasa,” katanya.

”Kawasan itu juga belum dapat dilalui mobil minibus. Kami berharap adanya peningkatan jalan di beberapa titik tersebut berupa penyaringan dan penimbunan setinggi 1- 1,5 meter serta membuat box culvert di beberapa titik pada jalur yang tergenang air,” jelasnya.

Menurutnya, banjir itu menghambat aktivitas pengguna jalan dan kegiatan warga, sehingga terlihat antrean panjang mobil dan motor berapa ratus meter. Bahkan, dilaporkan ada kendaraan yang harus menginap sampai dua malam menunggu banjir surut. Sebagai penanganan darurat, diharapkan mobil longbed milik Dinas PU bisa menyeberangkan kendaraan kecil.

”Tadi siang sudah kami kirim mobil longbed untuk membantu warga sampai banjir surut. Kasihan, ada yang sampai dua malam tidak bisa lewat,” kata Kepala Dinas PUPR Ray Paskan. 

Mengungsi

Di Kapuas, ratusan kepala keluarga di Desa Jakatan Masaha, Kecamatan Mandau Telawang, terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Puluhan rumah dan satu sekolah serta satu rumah ibadah terendam air dengan ketinggian sekitar dua meter.

Kepala Pelaksana Bandan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Panahatan Sinaga mengatakan, banjir di Desa Jakatan Masaha diakibatkan hujan di daerah hulu yang cukup tinggi, hingga membuat air DAS Kapuas meluap.

”Dari laporan yang kami dapatkan, terdapat satu desa yang terjadi bencana banjir, yaitu Desa Mandau Talawang yang disebabkan meluapnya sungai di dekat desa itu," katanya.

Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Kapuas untuk melakukan pendataan korban yang akan dievakuasi. ”Ada 113 kepala keluarga dari 86 rumah yang harus didata agar bisa dievakuasi. Jadi kami masih melakukan koordinasi," katanya. (mex/der/sla)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers