KOTAWARINGIN LAMA – Tim Lomba Cerdas Cermat (LCC) empat pilar kebangsaan MPR RI, SMA Negeri 1 Kotawaringin Lama (Kolam) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali meraih juara.
Tim sekolah tersebut meraih juara kedua (runner up) LCC empat pilar kebangsaan tingkat SMA yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) di Palangka Raya beberapa waktu yang lalu.
Meski belum mampu menjadi juara pertama di tingkat Kalteng, raihan prestasi tersebut cukup membanggakan karena pada tahun lalu Tim LCC sekolah yang berkedudukan di eks Ibukota Kesultanan Kutaringin ini juga meraih juara kedua.
Sebagai rasa syukur, tim LCC empat pilar kebangsaan MPR RI SMAN 1 Kolam yang terdiri dari Aditya Pratama Putra, Alya Rapiqah, Amelia Fatkhur Rohman, Anisha, Chary Yedija Adcharisto Sembel, Dea Mustika Ayu, Lisa Nur Kumala Sari, Mirna, Muhammad Afrizal Umar Yahya, dan Maulana Fathul Basyir menyerahkan piala, plakat, dan piagam penghargaan yang mereka terima kepada Kepala SMAN 1 Kolam di sela acara perpisahan siswa kelas XII, Selasa (30/4) kemarin.
Kepala SMAN 1 Kolam Jumrani mengaku sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas kegigihan dan semangat yang tinggi untuk mempertahankan prestasi tahun lalu.
“Kita bersyukur mampu mempertahankan raihan prestasi ini dan dapat mengharumkan nama Kabupaten Kotawaringin Barat di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, semoga dengan ini dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan pendidikan di sekolah ini khususnya di Kotawaringin Lama pada umumnya,” kata Jumrani.
Selain itu tim lomba debat Bahasa Indonesia yang terdiri dari Murdani Wahdanur, Firda Sutira, dan Dinda Nuraini yang meraih juara tiga pada kegiatan tingkat Kabupaten Kobar itu juga menyerahkan piala mereka kepada pihak sekolah.
Sementara itu Jumrani dalam sambutan pelepasan 94 orang siswanya mengatakan, generasi muda Kolam harus mempersiapkan diri dalam menyongsong era melenial agar siap dengan pendidikan formal, supaya tidak tertinggal dari pemuda luar Kolam dalam segala bidang terutama saat bersaing di dunia kerja tidak kalah sebelum bertanding.
“Artinya kita sebagai tuan rumah siap dengan ijazah S1, mereka yang datang dengan ijazah S1 berarti pemuda kita masih diatas namun kalau kita hanya ijazah SMA yang datang para sarjana berati kita kalah sebelum bertanding,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya dunia kerja sekarang mengutamakan legal formal baru kemampuan atau sumber daya manusianya. Jumrani juga mengaanalogikan bahwa seseorang yang mahir menyupir mobil tetapi tidak mempunyai SIM akan kalah bersaing dengan orang yang baru 1 tahun mengemudi tetapi memiliki SIM.
Di samping itu maha pentingnya pendidikan ini dikatakan Jumrani lebih baik dari memiliki harta karena ilmu akan membawa seseorang mampu menghadapi segala tantangan dan siap hidup dimana saja.
“Kalau kita memiliki harta, kita akan menjaga harta tersebut, tetapi kalau kita memiliki ilmu maka ilmu yang menjaga kita,” tandasnya sembari berharap para anak didiknya yang sebentar lagi meninggalkan sekolah tersebut untuk meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi atau pendidikan lainnya. (gst/soc/sla)