SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 10 Mei 2019 15:23
Banyak Tumbangnya Caleg Petahana, Ini Gara-garanya
ILUSTRASI.(NET)

PALANGKA RAYA – Bertumbangannya calon anggota legislatif petahana dalam Pemilu 2019 dinilai sebagai akibat dari mengecewakan rakyat sebagai pemilihnya. Masyarakat saat ini dinilai lebih rasional dan melek politik.

”Pemilu saat ini beda. Masyarakat bisa lebih tahu kinerja para caleg. Mungkin hal itu salah satu faktor tumbangnya petahana. Warga sudah tahu jejak digital caleg, baik maupun buruknya,” kata Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Fisipol Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMP) Farid Zaky Y, Kamis (9/5).

Seperti diberitakan, sejumlah wajah baru mewarnai kursi DPRD Kalteng. Hanya sepuluh orang caleg petahana yang mampu bertahan. Kondisi demikian juga terjadi di tingkat kabupaten/kota. Rata-rata caleg wajah lama kalah bersaing dengan kontestan baru.

Menurut Farid, masyarakat saat ini lebih rasional dalam memilih dan melihat kinerja anggota legislatif maupun pemerintahan. Banyak politikus yang mengecewakan dan hanya menebar janji politik, namun tidak ditepati.

”Warga pasti melihat, anggota legislatif itu dalam lima tahun ngapain saja. Warga menjadi ingin tahu, sehingga menjadi pertimbangan saat memilih. Atas hal itulah kini banyak pendatang baru. Kondisi itu pun terjadi hampir di seluruh Indonesia. Termasuk di DPR RI pun banyak petahana yang tumbang dan gagal melenggang lagi ke senayan,” katanya.

Farid berpandangan, banyaknya wajah baru yang terpilih karena memiliki komunikasi politik yang inovatif dan lebih mengena pada pemilih. Termasuk mudah memasuki ruang-ruang milenial dan belum ada cela negatifnya.

”Strategi (caleg) yang baru tepat dan lebih inovatif daripada petahana. Terlebih politisi senior. Lebih gaul mendekati pemilih, sehingga wajah baru justru mendapat tempat di hati masyarakat. Warga pun menilai, paling tidak ada penyegaran untuk mewakili masyarakat di parlemen,” ujarnya.

Farid menambahkan, faktor lain gugurnya petahana juga bisa disebabkan banyaknya sorotan langkah anggota tersebut dalam melaksanakan tugas dan fungsi. ”Nah, yang berhasil terpilih dari petahana saya melihat mereka berhasil mempertahankan konstituennya dan bisa membuktikan kinerja kepada dapil. Selain itu, faktor keberuntungan juga,” tuturnya.

Farid menegaskan, caleg pendatang baru yang terpilih harus bisa membuktikan dan berkerja progresif. Apabila hal itu tidak dilakukan, pemilu mendatang bisa saja tergusur dan tidak terpilih kembali.

”Pokoknya yang baru harus membuktikan segera janji dan tugas politik. Karena itu, jangan sia-siakan apalagi saat ini politik sangat menjadi perhatian masyarakat. Jejak digital pun harus dilakukan untuk membuktikan hal tersebut,” pungkasnya.

Sementara itu, sejumlah caleg petahana yang gagal menerima secara kesatria hasil pemilu yang tak menguntungkannya. Meski banyak menghabiskan waktu dan biaya selama masa kampanye dan hasilnya mengecewakan, mereka menilai pelaksanaan Pemilu 2019 sudah berjalan dengan baik.

At Prayer, caleg petahana DPRD Kota Palangka Raya yang gagal kembali ke kursi legislatif mengaku kurang maksimal menyosialisasikan diri kepada masyarakat di dapilnya, yakni Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Bukit Batu, dan Rakumpit (dapil I). Faktor itu perolehan suaranya minim, hanya 601 suara.

”Memang kadang di dunia politik ini memerlukan proses yang panjang dan dinamis. Kualitas figur memang menjadi hal penting," kata At Prayer.

Lebih lanjut politikus Partai Nasdem ini menuturkan, bagi caleg, penyelenggaraan pemilu menelan biaya puluhan hingga ratusan juta, termasuk berkorban waktu. Namun, dia mengaku ikhlas dengan hasilnya.

”Yang pasti, saya tetap bersyukur dengan hasilnya. Pemilu ini berjalan aman, lancar, dan damai. Masyarakat sekarang sangat cerdas menentukan pilihannya,” ucapnya.

Caleg petahana DPRD Provinsi Kalteng Heriansyah, mengatakan, dalam pelaksanaan pemilu tahun ini, ada perbedaan dengan pemilu sebelumnya, yakni tidak ada gambar caleg di surat suara atau foto contoh caleg di luar TPS. Seharusnya, kata dia, diimbangi dengan memberikan edukasi dan sosialisasi, seperti gambar caleg yang bersangkutan.

Meski demikian, dia tak mempermasalahkan dirinya yang tak terpilih kembali dan menilai pelaksanaan pemilu sudah berjalan sesuai aturan. Menurutnya, masih banyak pemilih akal sehat, terutama masyarakat yang iman dan akhlaknya sangat positif. (daq/rm-99/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers