SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 27 Mei 2019 14:42
Sampit Diselimuti Kabut Tipis, BMKG : Bukan Asap
BUKAN KABUT ASAP: Islamic Center Kabupaten Kotawaringin Timur, Jalan Sudirman Sampit, diselimuti kabut, Minggu (26/5) pagi.(HERU PRAYITNO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - Kabut menyelimuti Sampit beberapa hari belakangan ini.  Masyarakat bertanya-tanya apakah kabut tersebut merupakan embun atau asap.  

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H. Asan Sampit Nur Setiawan mengatakan, kabut di pagi hari kemarin bukanlah kabut asap akibat kebakaran lahan.

“Mungkin bukan kabut asap, tapi kabut atau embun di pagi hari,” kata Nur Setiawan.

Kabut biasa muncul jika sehari sebelumnya terjadi hujan dengan durasi agak lama sehingga udara lebih terasa basah. Pada pagi harinya sesaat sebelum matahari terbit, kelembaban udara cukup tinggi yang ditandai adanya kabut atau embun di permukaan tanah.

Setiawan menjelaskan bahwa kabut asap bersifat kering, sedangkan kabut embun sifatnya basah. Kabut ini akan hilang seiring munculnya sinar Matahari. Posisi matahari yang semakin tinggi dan suhu permukaan bumi yang semakin naik akan menghilangkan uap air yang melayang di dekat permukaan bumi. Kondisi ini juga tidak mengganggu jarak pandang pesawat.

Meski kabut biasa muncul pada dini hari atau awal pagi, Setiawan menegaskan hal ini sebagai fenomena alamiah. Berdasarkan peta sebaran titik panas, akumulasi titik panas (hospot) per tanggal 25 Mei 2019 pukul 07.00 WIB hingga tanggal 26 Mei 2019 pukul 06.00 WIB, tidak terdeteksi adanya titik panas di wilayah Kotim, Seruyan, dan Katingan.  

Terpisah Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur M. Yusuf menyatakan, belum ada hotspot di Kotim. Menurutnya, kabut pada Minggu (26/5) pagi hanyalah embun. “Tanda-tanda mulai kemarau,” cetusnya.

Yusuf mengatakan, kabut yang begitu tampak pada pagi hari hanyalah embun biasa.  Embun pagi jadi pertanda sudah mulai memasuki musim kemarau.

”Karena kalau kabut asap pasti disertai aroma asap dari kandungan pembakaran lahan yang tidak nyaman ketika dihirup,” kata Yusuf, Minggu ( 26/5).

Yusuf tak memungkiri ada kebakaran lahan kecil  yang terjadi di beberapa lokasi sehingga menimbulkan asap.

“Hotspot sampai ini belum terpantau di Kotim tetapi memang ada beberapa karhan, tetapi kecil yang menyebabkan asap,” ujarnya. (hgn/yn/yit)

 

     


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers