NANGA BULIK – Jalan lintas Kalimantan di kawasan Jembatan Sintang, Kabupaten Lamandau tersendat. Itu terjadi lantaran penerapan buka tutup jalur akibat proses perbaikan jalan yang terhubung ke jembatan tersebut, Senin (8/7)
Edwin selaku Koordinator Lapangan KemenPUPR Satker Wilayah I Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan, pengerjaan perbaikan jalan di Jembatan Sintang akan dilakukan secara bertahap. Karena jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur yang digunakan sebagai penghubung Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Lamandau.
“Perbaikannya kita lakukan di satu ruas jalan yang terhubung ke jembatan terlebih dahulu, nanti setelah menunggu umur atau proses pengeringan jalan ini selesai atau sudah bisa dilalui baru kita lanjutkan di ruas berikutnya, tinggal menunggu arahan dari Pimpinan Satker wilayah 1,” kata Edwin pada Radar Pangkalan Bun saat mengawasi perbaikan Jembatan Sintang, Senin (8/7).
Edwin melanjutkan, proses pengeringan jalan di jembatan ini sendiri normalnya akan memakan waktu tujuh sampai delapan hari, tergantung kondisi cuaca di lapangan. Proses perbaikan jembatan kita lakukan dalam satu hari.
“Kita mulai dari tadi malam mulai pukul 19.00 WIB sampai pagi pukul 08.00 WIB, saat ini proses sudah selesai tinggal tunggu pengeringan saja, sehingga masih menggunakan satu jalur. Tahap kedua akan dilanjutkan pada tanggal 21 Juli nanti. Itu pun masih tunggu arahan dari pimpinan,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan, jalur yang bisa dilalui kendaraan juga mengalami kerusakan. Namun untuk mencegah kendaraan terperosok petugas memasang plat baja. “Hal tersebut untuk menghindari terjadinya pengeroposan pada jalan di jembatan,” kata Edwin.
Sementara itu, Langgeng Pribadi selaku konsultan perbaikan jalur tersebut menjelaskan, biasanya yang menjadi penyebab rusaknya jalan di ujung jembatan seperti di Sintang ini akibat adanya momen kejut kendaraan besar yang berkonvoi. Sehingga menyebabkan jalan menjadi berlubang-lubang.
“Kalau dilihat dari topografi wilayah Jembatan Sintang, tidak heran kalau jalan di jembatan ini akan keropos, karena kendaraan dari dua arah akan mengambil ancang-ancang untuk mendaki jalur berikutnya. Jadi momen kejut itu terjadi dan menyebabkan jalan sedikit demi sedikit mengalami penggerusan,” jelasnya. (ard/sla)