SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 09 Juli 2019 16:34
Hobi yang Mendulang Rezeki, Ngatimin Jadi Pelukis Sukses di Sampit
SENI: Ngatimin, pelukis asal Kota Magelang sedang melukis di salah satu gedung sekolah di Kota Sampit.(DINTYA AYU PURIKA/RADAR SAMPIT)

Bagi Ngatimin, melukis adalah soal rasa dan kehidupan. Perjalanannya sebagai pelukis sekaligus guru seni rupa penuh perjuangan. Keahlian melukisnya menjadi andalan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah sebagai penyambung hidup keluarganya.

DINTYA AYU PURIKA, Sampit

Kisahnya Ngatimin dimulai setelah lulus SMP. Pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, tahun 1970 silam ini mencari sekolah khusus melukis. Saat itu dia berhasil masuk sekolah Seni Rupa Indonesia Yogyakarta (Sesri) untuk melanjutkan pendidikannya.

Di Indonesia, hanya ada tiga sekolah Sesri, yaitu di Jogjakarta, Padang, dan Medan. Setelah lulus dari Sesri, Ngatimin direkrut untuk mengajar di Yayasan Pendidikan Dinamika Edukasi Dasar di Jogjakarta.

”Sampai sekarang masih eksis yayasannya. Yang mengelola dulu mendiang Pastor YB Mangunwijaya. Saya bekerja di Yayasan Dinamika Edukasi Dasar selama 9 tahun 4 bulan,” katanya.

Selama itu, lanjutnya, dia diajari dan digembleng guru besarnya, mendiang Pastor YB Mangunwijaya dengan berbagai materi teori maupun praktik di dunia seni rupa. ”Setelah (Pastor YB Mangunwijaya) wafat, saya keluar dari yayasan tersebut,” tutur Ngatimin. Minggu (7/7).

Meninggalnya guru besar yang selama ini menjadi panutannya, membuat Ngatimin memutuskan mengundurkan diri dari yayasan pendidikan Dinamika Edukasi Dasar Yogyakarta.

Dia memutuskan hijrah ke tanah Kalimantan. Hal itu karena dorongan ayahnya agar memiliki berkesempatan lebih besar mengembangkan keahliannya melukis. Selain itu , nenek Ngatimin juga kebetulan tinggal lama di Sampit karena mengikuti kakeknya yang seorang TNI.

”Awalnya saya di sini berdagang kaki lima di Taman Kota Sampit pada tahun 1999. Saya tidak hanya menawarkan jasa melukis, tetapi juga jualan pernak-pernik khas Jogjakarta dan melukis berbagai kebudayaan khas Kalimantan,” katanya.

Selama menawarkan jasa lukis dan jadi PKL, pendapatan Ngatimin rata-rata Rp 1,5 juta per hari. Dia mematok tarif sekitar Rp 100 ribu sekali lukis. ”Di samping itu saya kan juga berjualan pernak-pernik,” jelasnya.

Keahliannya dalam seni lukis, membuat dia mulai dikenal berbagai kalangan di sekitar Kota Sampit. Keahliannya juga mendapatkan apresiasi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Timur. Dia mendapatkan tawaran bekerja sebagai kurator di Museum Kayu Kota Sampit dan bertahan selama sembilan tahun, yakni pada 2006-2015.

”Saat itu saya masih tenaga kontrak, kemudian lama-lama saya merasakan kebosanan, karena jiwa seniman itu kan inginnya bebas, tidak terikat aturan. Akhirnya saya memutuskan dan mempertimbangkan semuanya dan keluar dari Museum Kayu Sampit,” katanya.

Ngatimin melanjutkan mengembangkan keahlian melukisnya. Dia ditawari mengajar Taman Kanak-kanak. Ada sekitar 13 TK di Sampit yang memintanya mengajar. ”Ada juga di Samuda, tapi hanya satu sekolah TK, kemudian di Palangka Raya juga mengajar,” tuturnya.

Honornya mengajar di seluruh TK totalnya sekitar Rp 7 juta per bulan. Belum lagi honor di beberapa sekolah SMP di Sampit dan dua SD di Palangka Raya. Selain itu, dia juga membuka les melukis di rumah dan les panggilan ke beberapa rumah.

Ngatimin mengaku tak kecewa dengan keputusannya keluar dari Museum Kayu Sampit karena jadi lebih leluasa dan tak terkekang aturan. Dia kian bersemangat menekuni hobinya dalam dunia lukis. Pundi-pundi rupiah juga berhasil didapatkan karena kepiawaiannya mencampur warna dan gambar, seolah nyata di atas kanvas.

”Setelah saya keluar, ternyata pendapatan saya selama sebulan di kantor, bisa saya dapatkan dalam sehari atau dua hari saja dengan menjalani dan mengembangkan lagi keahlian melukis. Dengan begitu saya bisa mencukupi kehidupan keluarga seperti dulu. Orang tua saya juga menyarankan demikian. Lebih baik mengembangkan keahlian dan berwirausaha,” ucapnya.

Lebih lanjut Ngatimin menuturkan, jiwa seni yang mengalir dalam tubuhnya merupakan keturunan dari sang ibu. Ibunya seorang pengrajin kain rajutan dan sulam.

”Setiap orang yang bisa melukis, menari, menyanyi, atau memahat patung itu rata-rata mereka punya keturunan dari orang tuanya atau keluarganya,” katanya.

Menurut Ngatimin, melukis yang paling sulit itu adalah melukis sesuatu yang bernyawa, seperti gambar manusia dan binatang. Pasalnya, anatomi tubuhnya harus terlihat nyata dan natural, sehingga akan tercipta kepuasan batin.

Ngatimin mengaku tak pernah lelah ketika melukis. Apalagi melukis gedung atau bangunan yang cukup luas. Untuk melukis gedung sekolah, dia bisa menghabiskan waktu selama 12 jam untuk berimajinasi. Dia juga menyempatkan waktu memberikan pelajaran les tambahan bagi anak-anak yang membutuhkan ilmu yang dimilikinya.

”Kadang kalau sudah asyik melukis sering lupa tidak makan dan hanya minum. Tapi saya tidak merasa capek, karena saya menikmati profesi ini. Anak-anak yang ingin belajar melukis, tapi dia tidak mampu membeli peralatan melukis, silakan datang ke rumah, akan saya pinjmi berbagai alat melukis,” katanya.

Seniman, lanjut Ngatimin, terkadang tidak memikirkan uang, tapi yang penting hati si pelukis puas dan yang melihat juga senang. Dia selalu mengajarkan pada anak-anaknya, sesuatu yang menjadi hobi dan keahlian, apabila ditekuni dengan hati yang ikhlas dan rasa syukur, akan mendatangkan rezeki.

”Alhamdulillah, dari melukis ini, saya sudah bisa menguliahkan istri, menyekolahkan anak, dan menyekolahkan keponakan yang saat ini menjadi TNI dan yang pasti membahagiakan keluarga,” katanya.

Meskipun anak-anaknya masih kecil, Ngatimin membelikan mereka rumah masing-masing satu unit. ”Karena suatu saat nanti saya tidak tahu apa yang akan terjadi,” ujarnya. (rm-97)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers