PALANGKA RAYA – Anggaran untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah (Kalteng) ternyata belum ada kejelasan. Usulan anggaran yang disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng belum disetujui Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
”Anggaran penanganan karhutla masih mengajukan dalam belanja tidak terduga dan itu dalam proses. Jumlahnya belum tahu, apakah ada peningkatan atau tidak. Sebab, masih menunggu persetujuan kepala daerah,” kata Plt BPBD Kalteng Mofit Saptono Subagio.
Meski anggaran tak jelas, Mofit menegaskan, pemerintah tidak tinggal diam dan terus berupaya melakukan langkah terbaik dalam penanggulangan bencana tersebut. ”Langkah konkret sudah, yakni sosialisasi, pemadaman, dan pencegahan. Kesiapsiagaan dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, pihaknya menangani enam lokasi karhutla dalam dua minggu terakhir. Lahan yang terbakar disegel dengan membentangkan garis polisi.
”Kami sudah lakukan penyelidikan di beberapa lokasi dan saya yakinkan kepolisian serius, walaupun sejauh ini baru satu pelaku pembakar lahan diamankan. Kami juga lakukan pendalaman bersama lurah, ketua RT dan RW. Untuk lahan kosong yang terbakar, akan disita negara,” katanya.
Timbul menambahkan, daerah paling banyak terjadi karhutla di Palangka Raya adalah Kecamaatan Jekan raya. Bahkan, ada beberapa kali lahan terbakar di lokasi yang sama, yang sebelumnya sudah dipadamkan personel gabungan.
”Titik baru yang terbakar (di Jekan Raya) hanya ada dua. Sisanya terjadi di lokasi sama yang sebelumnya sudah dipadamkan. Ini memang suasananya cukup ekstrem, panas, dan berangin, sehingga api terus menjalar,” katanya, seraya menambahkan, total lahan yang terbakar selama dua minggu ini sekitar sepuluh hektare yang diduga dilakukan dengan sengaja.
Sementara itu, kendala selama pemadaman terus berulang setiap tahun, yakni kesulitan sumber air. ”Sumber air dan lokasi terbakar cukup jauh. Makanya selangnya kadang tidak mencukupi,” katanya.
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengatakan, pemkot berupaya maksimal mencegah karhutla. Bersama satgas pihaknya terus berkoordinasi untuk memecahkan permasalahan di lapangan agar lebih maksimal.
”Anggaran sudah tersedia dan kami menerima informasikan akan ada dua unit helikopter (pembom air) yang didatangkan. Saya juga meminta warga ikut menjaga lingkungan dan menghargai petugas karhutla yang berkerja siang, pagi, dan malam,” ujarnya.
Plt Kepala BPBD Kota Supriyanto menambahkan, Palangka Raya paling banyak ini terjadi karhutla. Tahun ini ada peningkatan dibanding tahun lalu.
”Palangka Raya ini banyak gambut, jadi mudah terbakar. Tercatat luasan terbakar 25 hektare. Paling banyak di Jekan Raya. Untuk anggaran tidak bisa menggunakan dana tak terduga, makanya lagi dianggarkan,” katanya tanpa menyebut jumlah anggaran tersebut. (daq/ign)